Hadiri Konferensi Lintas Agama, PCINU Sudan ajukan Tiga Rekomendasi untuk Perdamaian Sudan

PCINUSUDAN.COM – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan mendapat undangan untuk menghadiri konferensi pada Jumat (29/12) bertempat di Wizarah al-Ta’lim al-Ali wa al-Bahts al-Ilmi (Kementerian Pendidikan Tinggi Sudan) Khartoum.

Baca juga Kilas Balik PCINU Sudan 2022 serta Pencapaiannya

Konferensi tersebut diadakan oleh sembilan instansi Sudan, yaitu National Commission for Human Rights (Komnas HAM Sudan), Genaina University, Sudan We Care Orgaization, Sudanies Network for Rights and Socialable Devlopment, Human Rights and Advocation Network for Democracy, Markaz al-Maqashid li At-Tadrib, Sudanise Electronic Press Association, Collage Dar El Oloum Sciense and Techonology, dan Munadzomah Ma’an li Khidmatil Insan.

Tema yang diangkat adalah “Launching Rekomendasi Anti Ujaran Kebencian” dengan dihadiri oleh beberapa petinggi kenegaraan Sudan, petinggi dari berbagai agama, dan delegasi dari beberapa daerah terutama daerah yang sedang dalam keadaan konflik seperti daerah Darfur, Nil Azraq, dan lain-lain.

PCINU Sudan, yang dihadiri oleh Ketua Tanfidziyah, Achmad fauzi dan didampingi oleh Wakilnya, Muhammad Solahudin memberikan rekomendasi atas apa yang dibahas pada konferensi tersebut guna  menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan ke depan oleh instansi terkait untuk merealisasikan rencana perdamaian di Sudan.

Adapun rekomendasi yang disampaikan oleh PCINU Sudan untuk Sudan yaitu: pertama, agar menjadikan agama dan negara sebagai garda terdepan dalam memberikan kontribusi perdamaian dengan mengadakan dialog yang jujur, realistis dan serius untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kedua,  menanamkan struktur kekuatan sosial, politik dengan nilai moral dan spiritual. Ketiga, melarang segala bentuk penyebaran ujaran kebencian.

Ketua Tanfidziyah, Achmad Fauzi menyampaikan kesannya dalam konferensi tersebut. Menurutnya, penerimaan suatu perbedaan adalah hal yang perlu dilestarikan.

“Setidaknya di Sudan dapat melibatkan berbagai macam elemen baik itu negara, keagamaan, dan suku yang ada di Sudan untuk mengadakan sebuah kesepakatan kesepemahaman dalam menjaga kelestarian perbedaan yang harmonis di negara Sudan, karena perbedaan adalah suatu hal yang niscaya dan perlu disikapi dengan penuh kebijaksanaan,” tutur Achmad Fauzi.

Sebelumnya, delegasi PCINU Sudan juga diberikan waktu untuk menyampaikan aspirasi secara verbal atas pembahasan yang dibicarakan pada konferensi tersebut. Dalam hal itu, PCINU Sudan memberikan deskripsi terkait pluralitas bangsa di negara Indonesia yang terdiri dari ragam agama, suku, ras, budaya, etnis, antar golongan, paham, dan kepercayaan dengan menjadikan presiden keempat yaitu K.H. Abdurrahman Wahid sebagai contoh figur akan pentingnya menjaga kesatuan bangsa dan negara.

Pewarta: Najmuddin

One Response

Tinggalkan Balasan