Kekejaman Umat Kristen Terhadap Keilmuan

Sejarah adalah suatu hal yang urgen bagi kehidupan manusia karena dengan sejarah kita dapat mengetahui hal-hal yang terjadi di masa lalu. Persoalan, kejadian, peristiwa, penemuan, dan berbagai macam hal yang ada di masa lalu bisa mendorong kemajuan generasi berikutnya, yaitu untuk melahirkan inovasi-inovasi baru. Kendati demikian, sejarah sangat dibutuhkan dalam membangun sebuah peradaban bangsa.  

Baca juga Mahasiswa Indonesia Sabet Juara Pertama Perlombaan Pidato Bahasa Arab Internasional

Kemajuan yang diraih oleh orang-orang Islam sudah sangat gemilang. Peradaban Islam mampu mempengaruhi kehidupan modern masa sekarang. Peran pemerintahan pada masa itu juga berpengaruh pada karya-karya mereka sehingga hasil yang diperoleh juga bisa memastikan kehidupan generasi selanjutnya.

Dalam agama Islam, ilmu merupakan bagian penting sehingga eksisitensi ilmu tidak bisa dipisahkan dari agama. Baginda Nabi Muhammmad saw. telah banyak memberikan ilmu dan suri tauladan kepada kita melalui interaksi beliau dengan para sahabatnya. Semua yang diberikan hanya semata untuk umatnya guna meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Peran ilmu di dalam  agama Islam juga sangat diperlukan untuk menjaga keimanan karena dengannya seorang muslim akan percaya diri dengan identitasnya. Manfaat lain dari ilmu adalah sebagai metode untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Keterkaitan inilah yang sangat diperlukan dalam kehidupan seseorang sehingga kehidupan manusia menjadi berbeda dengan kehidupan makhluk yang lain.

Jika dibandingkan dengan kehidupan orang Kristen, maka kehidupan orang Islam lebih beruntung karena pada saat itu mereka telah terkena hegemoni gereja yang berakibat dalam kehidupan mereka. Para pendeta Kristen telah medoktrin otak mereka supaya giat beribadah disertai pengabaian keilmuan sehingga yang mereka alami adalah buta akan keilmuan. Dalam ajaran mereka tidak dikenalkan mengenai keilmuan di luar koridor agama. Akibat yang ditimbulkan adalah menjadikan mereka terjebak dalam kebodohan.

Hegemoni gereja dimulai ketika runtuhnya kekaisaran Romawi. Pada saat itu, institusi-institusi kenegaraan Romawi mengalami kehancuran. Langkah awal pergerakan hegemoni gereja telah dimulai. Organisasi gereja tumbuh menjadi lebih kuat dan keanggotannya semakin meningkat. Gereja dijadikan sebagai pusat kehidupan. Secara keseluruhan, keperluan manusia diatur oleh otoritas gereja. Fungsi lain dari gereja adalah satu-satunya institusi yang memberikan alternatif rekonstruksi kehidupan.

Hegemoni gereja mengakibatkan terjadinya akuisisi, yaitu upaya pengadilan yang dilakukan oleh pihak gereja terhadap orang-orang yang dianggap sesat dan orang-orang berbahaya yang tidak sejalan dengan ajaran mereka. Hal ini digunakan oleh para gerejawan untuk menyerang dan membasmi para pembangkang yang dirasa membahayakan dogma-dogma gereja. Akhirnya terjadilah pembantaian dan pengusiran terhadap orang-orang tersebut. Orang Islam pun juga terkena dampaknya. Mereka diusir dari rumah-rumah mereka bahkan dibakar hidup-hidup jika tidak patuh dengan aturan gereja.

Di antara dogma-dogma gereja ialah bumi merupakan pusat tata surya dan semua alam semesta mengelilingi mahkota Paus. Kemudian orang-orang yang tidak sejalan dengan pemikiran dan keyakinan gereja akan eksekusi sehingga terjadilah pembantaian di mana-mana. Akhirnya konflik antara gereja dan para ilmuwan terjadi.

Tapi di antara mereka ada sebagian orang yang telah mempelajari keilmuan yaitu para ilmuwan ingin memajukan keilmuannya. Akan tetapi di dalam ajaran mereka hubungan antara keilmuan dan agama sangat bertolak belakang sehingga hasil yang didapatkan adalah para ilmuwan tersebut dibantai habis-habisan di dalam gereja. Akibat lainnya adalah mereka dikucilkan. Sosok yang seharusnya didukung malah terjatuh dalam lubang kehinaan. Maka yang terjadi di daratan Eropa adalah masa kegelapan tentang keilmuan.

Beberapa ilmuwan yang menerima kekejaman tersebut antara lain:

Galileo Galilei, ia dikenal sebagai bapak sains modern karena dialah yang membuktikan teori Copernicus soal bumi mengelilingi matahari. Dia merancang sebuah teleskop yang ia gunakan mengobservasi tata surya, menemukan besarnya Jupiter, meneliti fase perjalanan Venus, dan menemukan cincin Saturnus. Ia bahkan bisa menghitung kecepatan rotasi matahari dengan melihat pergerakan titik hitam di matahari. Oleh karena ia mendukung teori Copernicus soal Heliosentris maka kalangan gereja melalui komite Inkuisisinya menarik Galileo yang sudah berumur 70 tahun ke pengadilan. Ia tak tahan menerima interogasi dan tentu tak akan bertahan di penjara. Akhirnya dia sendiri mencabut dukungan terhadap teori Heliosentris dari Copernicus. Pengadilan gereja menjadikannya tahanan rumah seumur hidup hingga ia meninggal.

Galileo Galilei. Sumber gambar: Star Walk

Girodano Bruno, seorang filsuf dan matematikawan asal Italia yang sangat gigih mendukung teori Copernicus. Dia sendiri pernah menelurkan karya yang relevan di masa sekarang, yakni dia menyatakan bahwa bintang hanyalah matahari yang dikelilingi oleh exoplanet. Dengan mudah, Bruno langsung dianggap sesat oleh Inkuisisi, yaitu pengadilan gereja yang kala itu memang bertugas memburu penganut ajaran sesat. Dia dijebloskan ke penjara dan akan divonis mati. Meski demikian, Bruno bahkan tak mau mengubah pendiriannya atas ilmu pengetahuan. Gereja makin murka hingga ia divonis untuk dibakar hidup-hidup di Campo de Fiori, alun-alun utama kota Roma.

Girodano Bruno. Sumber gambar: National Geographic

Rene Descartes, filsuf Prancis yang dijuluki bapak filsafat modern hingga sekarang. Ia adalah penggagas aliran rasionalisme, menentang otoritas gereja serta otoritas lawas era filsuf Yunani yang jadi tolak ukur sebuah kepastian. Descartes juga adalah filsuf yang melalui pemikirannya, menyimpulkan bahwa Tuhan itu ada dan benda material itu ada. Meski demikian, dia pernah mempublikasikan buku berupa pemikiran yang mendukung teori Galileo berjudul “The World”. Akhirnya sang filsuf benar-benar menuai permusuhan dengan gereja karena merilis buku “Meditations on First Philosophy” yang memperkenalkan gagasan bahwa kebenaran harus ditemukan melalui penyelidikan ilmiah dan metode ilmiah. Dia akhirnya hidup dalam kesengsaraan karena dapat kritikan dari kanan kirinya. Bahkan para teolog gereja di negara asalnya, Belanda, menginginkan Rene untuk dihukum mati.

Rene Descartes. Sumber gambar: Encyclopedia Britannica

Setelah sekian banyak orang yang terkena efek hegemoni, akhirnya banyak dari kalangan mereka merasa jemu akan kehadiran dogma gereja di dalam kehidupan sehari-hari. Maka kemudian muncul keyakinan bahwa dengan ikut ajaran gereja hasilnya adalah kebodohan, kerugian, dan kesengsaraan. Dari situlah akhirnya orang-orang Kristen banyak berguru dengan orang-orang Islam sehingga mereka bisa mendapatkan tujuan yang selama ini ditutupi oleh pihak gereja.

Pada saat itu, eksistensi keilmuan Islam telah berkembang pesat. Di kota-kota besar telah banyak dibangun perpustakaan dengan kapasitas penampungan beribu-ribu buku dan Sistem irigasi telah teratur. Para ilmuwan Islam telah banyak mengembangkan keilmuannya sehingga umat Islam mengalami kemakmuran karena antara keilmuan dan ajaran agama Islam saling beriringan. Maka sudah seharusnya kita sebagai umat Islam membantu menjaga keseimbangan yang telah diupayakan oleh para pendahulu kita. Bukan malah mencontoh sejarah kelam umat Kristen yang memisahkan antara agama dan keilmuan.

Baca juga [Telah Dibuka] Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Sudan

Penulis: M. Jaddul Haq

One Response

Tinggalkan Balasan