Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan melalui lembaga Dakwah mengadakan pengajian Al-Hijrah dengan mengangkat tema “Mabadi Khaira Ummah” pada hari Jumat (16/9) di Wisma PCINU Sudan. Pengajian ini diisi oleh Kiai Mahbub Ma’afi Ramdhan (Ketua LBM PBNU/Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat) dan diadakan bersama dengan WNI Sudan yang tergabung dalam Paguyuban Pekerja Migran Indonesia (P2MI).
Baca juga NU dan Majma Sufi ‘Amm Sudan Sepakati Penguatan Moderatisme Tasawuf dan Cinta Tanah Air
Pengajian Al-Hijrah merupakan sebuah pengajian yang eksis diadakan oleh Lembaga Dakwah dan sangat berperan penting dalam membimbing jamaah untuk dapat memahami ajaran-ajaran Islam moderat ala Ahlussunnah wal Jamaah. Di sisi lain, pengajian Al-Hijrah juga menjadi jalan dalam mempererat tali persaudaraan antar sesama jamaah dan WNI di Sudan.
Pada pengajian Al-Hijrah kali ini dikemas dengan sangat menarik, terlebih lagi dengan hadirnya Kiai Mahbub Ma’afi yang tentu menambah kesan yang begitu spesial dan lain dari pengajian-pengajian sebelumnya. Selain dimeriahkan dengan bazar yang di dalamnya berderet produk-produk langsung dari Indonesia, pada pengajian ini turut hadir segenap tamu undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum, pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan, Lembaga-lembaga Kedaerahan Indonesia di Sudan, dan ibu-ibu dari Paguyuban Pekerja Migran Indonesia (P2MI). Pengajian kali ini juga dimeriahkan dengan kuis berhadiah yang menambah antusias jamaah yang hadir. Ibu-ibu WNI berlomba-lomba menjawab setiap kuis yang diberikan.
Pengajian dimulai dengan penampilan grup hadrah Jamiyyah Syifaul Qulub (JSQ). Dilanjutkan dengan pembukaan acara oleh Master of Ceremony (MC) yang kemudian disambung dengan pembacaan tawassul dan tahlil bersama. Usai tahlil, dilanjutkan dengan sambutan Abdurrasyid (ketua LDNU), bapak Hardiyono Kurniawan (Pelaksana Fungsi Ekonomi KBRI Khartoum) dan kemudian berlanjut dengan mauidhoh hasanah yang disampaikan oleh Kiai Mahbub Ma’afi Ramdhan tentang “Mabadi Khaira Ummah”. Dilanjutkan dengan kuis berhadiah dan penyerahan hadiah kepada jamaah yang berhasil menjawab kuis. Kemudian diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Kiai Mahbub Ma’afi.
“Alhamdulillah pada kesempatan Al-Hijrah ini, spesial Kiai Menyapa; dihadiri oleh KH. Mahbub Ma’afi sebagai delegasi resmi PBNU yang sekarang menjabat menjadi Ketua LBM PBNU & Anggota MUI Pusat dan dihadiri oleh perwakilan dari KBRI Khartoum. Patut kita syukuri bersama dimana Al-Hijrah tahun ini sudah menginjak 19 tahun lamanya, semoga senantiasa istiqomah dan menebar manfaat untuk kita bersama,” ucap Ketua LDNU, Abdurrasyid dalam sambutannya.
“Dalam pengajian Al-Hijrah ini, meskipun terasa panas tipis-tipis, tetapi tidak menyurutkan semangat para jamaah. Dengan izin Allah, dengan berkumpulnya kita di tempat ini merupakan sebuah keberkahan.” kata Kiai Mahbub Ma’afi Ramdhan.
Mabadi Khaira Ummah
Mabadi Khaira Ummah adalah langkah awal pembentukan umat terbaik. suatu umat yang mampu melaksanakan amar makruf nahi mungkar yang merupakan bagian terpenting dari kiprah NU yang dengannya diperlukan untuk mendukung terwujudnya tata kehidupan yang diridlai Allah SWT.
Kalimat Khaira Ummah diambil dari kandungan Al-Quran Surah Ali Imran ayat 110:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ
Artinya: Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
gerakan Mabadi Khaira Ummah membawa lima butir nilai yang dapat pula disebut sebagai “Al-Mabadi Al-Khamsah”.
1. As-Shidqu
Butir ini berarti kejujuran/kebenaran, kesungguhan dan kebenaran. Kejujuran/kebenaran adalah satu-satunya kata dengan perbuatan dan ucapan dengan pikiran. Apa yang diucapkan sama dengan apa yang di dalam hati.
2. Al-Amanah wal-Wafa bil ‘ahd
Butir ini memuat dua istilah yang saling terkait, yakni al-amanah dan alwafa’ bil ‘ahdi. Yang pertama secara lebih umum diartikan bahwa semua tanggung jawab harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak, sedang yang disebut belakangan hanya berkaitan dengan perjanjian.
3. Al-‘Adalah
Bersikap adil (al’adalah) mengandung pengertian yang objektif, proposional dan taat asas. Butir ini mengharuskan orang berpegang pada kebenaran objektif dan memnempatkan segala sesuatu pada waktunya.
4. At-Ta’awun
At-ta’awun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pengertian ta’awun adalah saling tolong-menolong, setia kawan dan gotong royong dalam membantu dan takwa.
5. Istiqamah
Istiqamah, mengandung arti berkelanjutan. Tetap dan tidak bergeser dari jalur (thariqah) sesuai dengan ketentuan Allah Subhanahu wa ta’ala. dan rasul-Nya, tuntunan yang diberikan oleh salafus shalih dan aturan main serta-rencana yang disepakati bersama. Terus berkesinambungan atau continue.
Mabadi Khaira Ummah sesuai cita-cita NU. Amar makruf nahi mungkar ditekankan untuk mengantisipasi maupun menghilangkan kemunkaran dengan tujuan utama menjauhkan semua hal negatif di tengah masyarakat, tanpa menimbulkan dampak negatif yang lebih besar. Amar makruf nahi mungkar adalah upaya menegakkan agama dan kemaslahatan di tengah-tengah umat.//(Suprianto)
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
2 Responses
MasyaAllah,,, semoga Alhijrah bisa tetap istqoma dalam merawat umat, menebar kebaikan… aamiin🤲