Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) dan juga delegasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Sudan, Kiai Mahbub Ma’afi, mengawali rangkaian acaranya di Sudan dengan berkunjung dan menemui Duta Besar Indonesia untuk Sudan, Bapak Sunarko, pada Sabtu (10/9) bertempat di Wisma KBRI Khartoum.
Baca juga Kiai Mahbub Maafi Datang Sebagai Delegasi PBNU ke Sudan, Membawa Visi Besar Perdamaian Global
Ketua Lembaga Bahsul Masail PBNU tersebut, didampingi K.H. Abdurrahman, B.S. (Rais Syuriyah PCINU Sudan), Ust. Muhammad Abdur Rokhim (Ketua Tanfidziyah), Sdr. Jazli Huda (Ketua LAKPESDAM), dan Sdr. Hadziq Mubarak (Ketua Panitia Seminter LAKPESDAM).
Hadziq Mubarok selaku Ketua Seminar Internasional dan yang ikut mendampingi Kiai Mahbub mengaku Kedatangan tokoh Indonesia seperti Kiai Mahbub Ma’afi ke Sudan adalah hal yang jarang dijumpai.
“Kedatangan tokoh Indonesia ke Republik Sudan adalah suatu hal yang masih relatif asing. Tetapi pada kesempatan ini, diaspora Nahdlatul Ulama di sudan telah menuliskan sejarah baru terkait pendatangan tokoh ke Sudan,” tuturnya kepada redaksi pcinusudan.com
“Jika melihat kebelakang, terkait kedatangan tokoh Indonesia atau Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, baru 3 tokoh yang berhasil sampai di Sudan; Gur Dur sebagai Presiden, Kiai Hasyim Muzadi sebagai Ketua Umum PBNU, dan terakhir adalah Kiai Said Aqil Sirajd pada tahun 2012. Artinya, sudah hampir 10 tokoh Indonesia, terkhusus PBNU, belum mengunjungi lagi santri-satrinya yang di Sudan,” lanjutnya.
Perlu diketahui, negara Sudan sampai saat ini baru 3 kali didatangi oleh beberapa tokoh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Pertama, kunjungan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat menjadi Presiden tahun 2001 silam. Gus Dur saat itu membahas konstitusi dan menawarkan sebuah tata nilai kepasa Presiden Omer al Bashir yang kala itu menghadapi masalah perang saudara dan berbagai konflik etnis.
Kemudian pada tanggal 23 Januari 2002 M., Ketua Umum PBNU saat itu, K.H. Ahmad Hasyim Muzadi meresmikan perubahan nama NU Khartoum Sudan menjadi “PCINU SUDAN” di Wisma Duta Besar RI Khartoum Sudan. Peresmian berdirinya PCINU Sudan juga disaksikan langsung oleh Prof. Dr. KH. Said Agil Munawar, MA (Katib ‘Aam PBNU yang juga menjabat sebagai menteri agama pada saat itu).
Terakhir kali tokoh PBNU yang ke Sudan adalah K.H. Said Aqil Siraj sewaktu menjadi Ketua Umum PBNU pada Oktober 2012 yang berkunjung untuk menandatangani kesepakatan kerja sama tripartit Sudan-Indonesia-Malaysia di bidang peternakan.
Sejak kedatangan K.H. Mahbub Maafi Ramdlan kemarin, banyak atensi yang baik dari warga nahdliyin di Sudan, para pekerja migran (TKI), pengusaha, Instansi, sampai juga ke pemerintahan setempat. Hal ini merupakan bukti bahwa Sudan antusias atas hadirnya sosok tokoh dari Indonesia yang yang merupakan negara yang dari dulu sampai sekarang memiliki histori luar biasa terhadap kemerdekaan Republik Sudan.
“Santri Nahdlatul Ulama telah menabung rindu kepada kiainya akhirnya bisa tertuangkan. Begitu juga disampaikan pada pertemuan antara delegasi PBNU dengan Bapak Sunarko selaku Duta Besar Republik Indonesia untuk Sudan, ‘Adanya kedatangan Kiai Mahbub di Sudan sebagai obat kerinduan saya kepada tokoh kampung halaman. Lumayan lama Sudan belum punya tamu lagi,’ begitu yang dikatakan Bapak Dubes,” pungkas Hadziq.
Acara pertemuan tersebut berlangsung hangat, perbincangan yang seru dan santai terkemas di dalamnya “Baru kali ini saya ke luar negeri tapi serasa masih di kemang. Tidak perlu susah-susah untuk menyesuaikan selera lidah dengan kebiasaan penduduk negara setempat,” kata kiai mahbub sambil mengekspresikan kepuasannya tiba di Sudan.
Kiai Mahbub juga menyampaikan kepada Bapak Dubes terkait jadwalnya yang akan dijalankan dan sekaligus mengundang beliau pada acara Seminar Internasional LAKPESDAM.
Keberlangsungan acara ini juga ditutup dengan pemberian sibolis yang diberikan langsung oleh Bapak Sunarko kepada Kiai Mahbub, kemudian ditutup dengan foto bersama.//(Najmuddin)
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
One Response