Adalah al-Imam al-Hafidz Muhammad Ali bin Muhammad Allan al-Bakri as-Shiddiqi (996-1057 H/ 1588-1647 M) seorang Muhaddits, Mufassir juga Faqih mazhab Syafii dari Makkah yang mendapat julukan ‘Al-hafidz’ karena menghafal ratusan ribu hadis. Beliau juga merupakan keturunan dari Khulafaur Rasyidin yang pertama yakni Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq. Beliau juga pengarang dari kitab ‘Dalilul Falihin’, kitab syarah setebal 8 jilid yang memberi keterangan kitab Riyadh as-Sholihin salah satu kitab hadis karangan Imam Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi yang sudah tidak asing lagi di kalangan pesantren di Indonesia. Selain itu, banyak juga kitab yang dikarang oleh beliau diantaranya, Dhiya’ as-Sabil ila Ma’ani at-Tanzil, al-Futuhat ar-Rabbaniyah ala al-Adzkar an-Nawawiyah dan masih banyak lagi.
Ada beberapa referensi diantaranya ‘Khulasa al-Atsar fi A’yan al-Qarn al-Rabi al-Asyr karangan al-Muhibbi’ yang mengatakan bahwa beliau memiliki banyak santri yang berasal dari Indonesia, khususnya dari Jawa dan yang menarik para santri yang berasal dari Jawa ini disebutkan sering memberikan ‘salam tempel’ kepada beliau. Ini salah satu data penting bahwa sejak dulu orang Indonesia sudah memberikan salam tempel kepada Kyai seperti yang banyak kita ketahui sekarang.
Baca juga: Mengasah Skill Bermedia dan Literasi; LTN dan TMK Membuka Kamp Pelatihan (Bootcamp)
Karena kealiman beliau, Sultan Abul Mafakhir, seorang raja kesultanan Banten yang juga menjadi pionir atas pengesahan gelar “sultan” pertama di Nusantara ini pernah meminta Ibnu Allan untuk datang ke Nusantara dan mengajar di sana.
Namun, beliau menolak dengan halus dengan cara menghadiahi sekaligus menjawab pertanyaan sang Sultan dengan sebuah kitab tasawuf yang diberi judul ‘Raf’ul Hijab’. Kitab ini merupakan syarah atau keterangan dari kitab ‘Insan Kamil’ milik Al-Jilli.
Sebenarnya ada satu kitab lagi yang beliau tulis khusus untuk orang Nusantara yakni kitab yang diberi judul ‘Mawahib Rabbaniyyah ‘anil Asilah al-Jawiyah’ (Pemberian Tuhan untuk menjawab pertanyaan dari Jawa) ini juga sebuah kitab keterangan atau kitab syarah dari kitab ‘Nashihatul Muluk’ karya Imam Ghazali.
Ada satu cerita menarik beliau di dalam kitab Mawahib Rabbaniyah ini, beliau menyebutkan di dalamnya bahwa beliau pernah membaca kitab Shohih Bukhari di dalam Ka’bah. Disebutkan di referensi lain yakni dalam Nasyr an-Nur wa az-Zuhr karya Abd Allah Mirdad bahwa waktu itu, Makkah sempat terkena banjir dan Ka’bah pun rusak dan harus diperbaiki, ketika sedang diperbaiki oleh pemerintah Makkah saat itu, Ibnu Allan mengambil kesempatan untuk masuk ke dalam Ka’bah dan membaca Shahih Bukhari di dalamnya, bukan hanya itu, beliau juga sempat menyeduh kopi sambil ‘ngaji’.
Demikian sedikit cerita dari sang Guru Ulama Jawa di Makkah, mulai dari beliau yang sering diberi salam tempel oleh para santrinya yang berasal dari Jawa, hadiah beliau untuk Sultan Abul Mafakhir, dan cerita beliau yang ‘Ngaji’ sambil ‘Ngopi’ di dalam Ka’bah.
Penulis: Jazlie Huda Syarboness
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
One Response