Ali bin Abi Thalib Sang Sastrawan

Ali bin Abi Thalib satu-satunya sahabat nabi yang memiliki gelar “karramallahu wajhahu” di belakang namanya, di samping gelar “rodhiayyallahu anhu”, sebagaimana gelar ketiga para sahabat lainnya. Selain dikenal sebagai sahabat nabi yang pintar dalam memainkan pedang, ia juga dikenal piawai dalam memainkan kata.

Dan ini terbukti, di antara semua sahabat nabi, Ali bin Abi Thalib lah yang ucapan dan tulisannya paling banyak direkam, dihafal, dan diajarkan kepada generasi muslim sepanjang sejarah. Hal ini tidak mengherankan, sebab Muhammad Abduh dalam pengantarnya di Syarh Nahjul Balaghah mengatakan bahwa “Tidak seorang pun pakar ahli bahasa Arab kecuali menyatakan bahwa ucapan-ucapan Ali bin Abi Thalib adalah yang paling mulia, paling fasih, paling padat isinya dan paling meliputi makna-makna yang dalam kandungannya, tentunya setelah firman Allah dan sabda nabi-Nya.”

Bahkan kata-kata Ali bin Abi Thalib ini banyak dirangkum oleh para sarjana muslim di dunia, namun dari sekian banyak upaya pengumpulan ucapan dan tulisan Ali, yang dianggap paling sempurna, sistematis dan terkenal ialah yang dilakukan oleh Asy-Syarif Radhiy dalam bukunya yang berjudul “Nahju al-Balaghah” (yang kira-kira makna leksikalnya; alur kefasihan).

Nahjul al-Balaghah yang merupakan kumpulan ungkapan Ali bin Abi Thalib dikemas dalam bentuk sedemikian puitis tanpa merusak kaidah-kaidah syair Arab. Keindahan dan keunggulan ini membuat orang sadar akan nilai dan pribadi Ali bin Abi Thalib, dalam pidato, surat, kata-kata mutiara, puisi, dan sastra Arab. Tidak berlebihan bila dikatakan, sebagaimana penilaian para ahli sastra, bahwa sastra Ali bin Abi Thalib adalah sastra terbaik yang pernah dikenal dalam sejarah dari aspek kaidah, kedalaman dan pesan-pesan yang dikandungnya.

Di kalangan kaum milenial ucapan Ali bin Abi Thalib sering kali menghiasi beranda status di sosial media, sebagai pelipur lara bagi hati yang dirundung duka atau pemicu dan pemacu semangat bagi jiwa untuk terus meraih cita.

Baca juga: Urgensi Waktu Ihtiyat dan Imsak

Sang Maestro bahasa Arab, Abu Hilal Al-Askary, pernah berkata dalam kitabnya Jamharatu al-Amstal, “kebutuhan orang mulia terhadap etika berbicara agar selamat dan terhindar dari kesalahan sama dengan kebutuhannya pada dalil (kutipan), peribahasa, dan kata-kata hikmah (aforisme)”. karena tak bisa dipungkiri kata-kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Oleh karena itu, kata-kata Ali bin Abi Thalib bisa menjadi medium terapi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Berikut contoh ucapan-ucapan dengan diksi kata dan makna yang impresif yang penulis ambil dari kitab Nahju al-Balaghah dan beberapa sumber lain. Dalam hal ini penulis menghimpun ucapan-ucapan yang menggunakan gaya bahasa “sajak”, yang dalam disiplin ilmu retorika Arab (Balaghah) yaitu “kesamaan huruf akhir pada dua susunan kalimat atau dua penggalan kalimat”. Biasanya dalam Al-Qu’an banyak ditemukan sajak’, bahkan hampir semua ayat Al-Quran berupa sajak. Dan itu membuktikan bahwa Al-Quran adalah karya sastra paling indah. Begitu pun juga ungkapan-ungkapan Ali sarat akan gaya bahasa sajak’. Dan itu juga membuktikan nilai sastra dan keindahan dalam ungkapan tersebut, di antaranya adalah :

صِحَّةُ الْجَسَدِ # مِنْ قِلَّةِ الْحَسَدِ

Kesehatan jasmani karena sedikitnya dengki

حَلَاوَةُ الظَّفْرِ # تَمْحُوْ مَرَارَةَ الصَّبْرِ

Manisnya pencapaian akan menghapus pahitnya kesabaran

اَلْجَارُ قَبْلَ الدَّارِ # وَالرَّفِيْقُ قَبْلَ الطَّرِيْقِ

Pilih tetangga sebelum membangun rumah, pilih teman sebelum menempuh perjalanan

اَلْمُؤْمِنُ بِشْرُهُ فِيْ وَجْهِهِ # وَحُزْنُهُ فِيْ قَلْبِهِ

Kebahagiaan orang beriman tampak diwajahnya, kesedihannya tersimpan direlung dihatinya

إِنَّ الْحَقَّ ثَقِيْلٌ مَرِيْءٌ # وَإِنَّ الْبَاطِلَ خَفِيْفٌ وَبِيْءٌ

Kebenaran itu berat namun berujung nikmat, kebatilan itu ringan namun berujung penderitaan.

رُبَّ حَرْبٍ أُحْيِيَتْ بلَفْظَةٍ # وَرُبَّ وُدٍّ غُرِسَ بِلَحْظَةٍ

Betapa banyak permusuhan tersulut hanya karena satu kata. Betapa banyak kasih sayang tertanam hanya karena satu kedipan mata.

بِالْإِحْسَانِ تَمْلِكُ الْقُلُوْبَ # وَبِالسَّخَاءِ تَسْتُرُ الْعُيُوْبَ

Kebaikan mampu mengendalikan hati, kedermawanan mampu menutup cela

خَدَمْتُ الشَّجَرَ فَأَثْمَرَ # خَدَمْتُ الْبَشَرَ فَأَنْكَرَ

Aku mengurusi pohon, kemudian ia berbuah lebat. Aku melayani manusia, namun ia berkhianat.

اَلتَّوَاضُعُ يَرْفَعُ الْوَضِيْعَ # وَالتَّكَبُّرُ يَضَعُ الرَّفِيْعَ

Tawadu meninggikan yang rendah, kesombongan merendahkan yang tinggi

وَعْدُ الْكَرِيْمِ نَقْدٌ وَتَعْجِيْلٌ # وَعْدُ اللَّئِيْمِ تَسْوِيْفٌ وَتَعْلِيْلٌ

Janjinya orang yang baik kontan dan cepat, janjinya orang jahat lama dan lambat

kata-kata di atas hanya setetes dari lautan hikmah Ali, masih banyak ungkapan-ungkapan lainya yang tidak bisa penulis share di sini.

Penulis: Oman Karya Syuhada

One Response

Tinggalkan Balasan