PCINUSUDAN.COM – Dalam rangka mengenalkan budaya Indonesia di kancah internasional, Badan Eksekutif Mahasiswa Ikatan Mahasiswa Indonesia Internasional University of Africa (BEM IMI IUA) Sudan menyelenggarakan Festival Budaya yang berlangsung di African Conference Hall komplek Universitas Internasional Afrika, Khartoum pada Sabtu (5/3).
Festival yang bernama Indonesian Culture Fest 2022 tersebut mengambil tema “Islamisasi Melalui Budaya” dan bertujuan untuk mengingatkan betapa kayanya budaya yang dimiliki Indonesia dan menginspirasi warga dunia serta generasi muda untuk melestarikan kekayaan budaya nusantara.
Segenap pejabat International University of Africa (IUA), KBRI Khartoum, perwakilan kekeluargaan Indonesia, dan delegasi negara-negara sahabat antusias hadir untuk menikmati festival yang berjalan dengan apik dan konsep yang inovatif.
Indonesian Culture Fest menjadi acara festival budaya pertama di kalangan mahasiswa Indonesia di Sudan yang menanamkan konsep festival dimana terbagi menjadi 4 bagian; festival makanan daerah, festival permainan tradisional, festival pameran Indonesia, serta opera budaya Indonesia.
Selain itu, ada pula bazar makanan Nusantara dan streetshow di mana pengunjung dapat menikmati kuliner Indonesia di Festival Makanan Daerah dan berkeliling di Galeri Indonesia, menikmati suguhan penampilan budaya di lapangan kompleks IUA serta pengunjung dapat berpartisipasi dalam lomba permainan tradisional.
Dalam sambutannya, KUAI KBRI Khartoum, Bapak Derry Putera Iskandar menyampaikan bahwa Indonesia dan Sudan memiliki hubungan yang baik sejak dahulu serta berharap relasi kedua negera dapat terus terjalin.
“Menurut saya, acara ini merupakan tanda yang baik atas hubungan Indonesia dan Sudan ke depannya. Sebagaimana yang kita ketahui, hubungan diplomatik Indonesia dan Sudan terjalin sejak 1960 dengan berdirinya KBRI Khartoum,” jelas KUAI KBRI Khartoum lalu menyebut tentang Syekh Ahmad Surkati dari Sudan yang memberikan sumbangsih pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia pada masa penjajahan dan Konferensi Asia-Afrika 1955.
Puncak acara Festival tersebut menampilkan opera budaya Indonesia yang dimeriahkan oleh penampilan dari Tapak Suci, Rhapsody Choir, Tricking, Tari Bujang Gadis, Tari Rapai Geleng, Wayang Kulit, dan Switchy Band. Grup Hadroh Rebana Jamiyyah Syifaul Qulub (JSQ) tidak ketinggalan tampil di atas panggung dengan beberapa qashidah yang dibawakan salah satunya Lir Ilir yang tampil apik berduet dengan Switchy Band.
Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan informasi, edukasi, dan semangat diaspora Indonesia secara umum untuk melestarikan budaya Indonesia serta memberikan kesadaran akan kayanya ragam kesenian dan kuliner di Indonesia.//(Najmuddin)
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)