PCINUSUDAN.COM – Lembaga Ta’lif wa Nasyr sebagai lembaga literasi di PCINU Sudan telah merealisasikan progam Diskusi Literasi dengan tema “Mengeksplor Nilai Intelektual dalam Literatur Afrika” dalam memeriahkan agenda Harlah NU ke-96. Acara tersebut diselenggarakan pada Selasa sore (08/02) kemarin di Wisma PCINU Sudan.
LTN NU Sudan melihat bahwa Eropa dan Timur Tengah kawasan Asia jauh lebih terkenal karena banyak mahasiswa Indonesia di sana yang memperkenalkannya kepada khalayak umum melalui tulisan misalnya. Namun, belum banyak mahasiswa Indonesia di Afrika (terutama Sudan) yang berusaha memperkenalkan literatur Afrika karena belum banyak yang mengetahui kadar kualitas intelektual Afrika (terutama Sudan).
Oleh karena itu, LTN NU Sudan sebagai lembaga literasi di PCINU Sudan mengadakan diskusi literasi ini untuk mengetahui nilai-nilai intelektual Afrika (terutama Sudan) yang kemudian menyebarluaskannya melalui sebuah karya tulis.
Adapun tokoh yang dihadirkan pada diskusi tersebut adalah Kiai Ribut Nur Huda dan Kiai Muhammad Ahmad Faridi serta dipimpin oleh Muhammad Solahudin sebagai moderator. Peserta yang hadir tidak hanya dari warga Nahdliyin saja, melainkan banyak dari luar NU yang turut hadir dalam acara tersebut, seperti perwakilan pimpinan majalah se-Sudan, El-Nilein, Limit, An-Naashi, dan Alfanisa.
Pengurus LTN NU Sudan juga menyelenggarakan pameran Majalah Tathwirul Afkar milik PCINU Sudan di tengah-tengah diskusi. Majalah-majalah yang dipamerkan adalah cetakan dari generasi 2005 hingga 2021. Hadirin sangat antusias melihat dan membaca majalah yang dipamerkan.
“LTN sebagai lembaga literasi di PCINU Sudan pada tahun ini berfokus pada dua hal, yaitu mengeksplor dan mengekspor tentang Sudan agar lebih dikenal melalui penerbitan majalah Tathwirul Afkar, website, konten Instagram, dan buku penerjemahan karya cendekiawan Sudan. Yang kedua, LTN NU Sudan berusaha mengembangkan kemampuan literasi di Sudan, terutama di PCINU Sudan,” kata Lukman Al Khakim selaku ketua LTN NU Sudan.
“Adapun acara diskusi literasi ini kami merasa perlu mengadakannya agar kita mengetahui seberapa tingginya nilai intelektual Sudan sehingga jangan lagi kita cerita tentang mati internet, mati listrik, susah air, panas, dan susahnya ijroat di Sudan. Sudah saatnya kita menceritakan tentang nilai intelektual di Sudan,” sambungnya.//(Ilman)
Baca juga Menakar Peluang dan Peta Jalan Peran PCINU Timur Tengah sebagai Duta Nahdlatul Ulama
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)