Gema Shalawat bersama Masyarakat Sudan; PCINU Sudan Memperkenalkan Kiai Hasyim Asy’ari

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan menyambut perayaan Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. dan Hari Santri Nasional dengan menyelenggarakan maulid bertemakan “Gema Shalawat Darus Biografi & Resolusi Jihad KH. M. Hasyim Asy’ari” pada Jumat malam (15/10) sebagai renungan para santriwan dan santriwati dalam spirit perjuangan pendiri yang terkristalisasi dalam wujud hubbul wathan minal iman, juga sebagai kesempatan untuk memperkenalkan Kiai Hasyim Asy’ari kepada masyarakat Sudan.

Acara ini menjadi lebih istimewa karena dirayakan bersama masyarakat Sudan dan mengambil lokasi di salah satu stan di Maidan Maulid Omdurman di mana tempat tersebut adalah lokasi para sufi Sudan menggemakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad setiap malam mulai tanggal 1 hingga 12 Rabiul Awwal. Salah satu panitia Maidan Maulid mengatakan ada hampir 100 stan yang menampilkan ritual keagamaan dari masing-masing tarekat sufi yang ada di Sudan.

Dalam acara ini, PCINU Sudan yang menjadi tamu istimewa di stan Mahalliah Omdurman dengan rebana khas Indonesia oleh Jamiyyah Syifaul Qulub (JSQ), yang menampilkan beberapa Qashidah tentang cinta Rasul dan negara (hubbul wathan). Nampak antusias masyarakat Sudan yang hadir di acara tersebut dengan menikmati serta khidmat dalam mendengarkan pujian-pujian yang ditampilkan apik oleh personel rebana JSQ. Shalawat an-Nahdliyah dan Yalal Wathon juga turut disenandungkan.

Tak hanya itu, PCINU Sudan juga mengenalkan kesamaan kultur dalam momentum Maulid Nabi antara sufi Indonesia dan Sudan serta mengenalkan khazanah kitab karangan ulama Nusantara dengan memasang bazar stan terbuka, mengenalkan biografi pendiri NU kepada masyarakat Sudan, mengenalkan konsep jihad berlandaskan syariat Islam melalui peran KH. M. Hasyim Asy’ari dalam mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dan juga mengenalkan serta meneguhkan eksistensi PCINU SUdan sebagai duta dari PBNU di Indonesia.

Kemudian dilanjut ke acara inti yakni pengenalan sosok pendiri Nahdlatul Ulama, KH. M. Hasyim Asy’ari, kepada masyarakat Sudan oleh dua santriwan PCINU Sudan, Ramadan Efendi dan Sholahuddin. Keduanya menjelaskan biografi singkat Sang Hadlratusyaikh dan peran beliau dalam melawan kolonialisme penjajahan.

Santri NU Sudan memperkenalkan Kiai Hasyim Asy’ari

Beliau adalah sosok yang pada 22 Oktober 1945 menggagas konsep jihad yang berlandaskan syariat Islam ini untuk menumbuhkan spirit perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme. Maka untuk mengenang jasa beliau dan rakyat Indonesia yang berperang melawan kolonialisme, ditetapkanlah tanggal 22 Oktober 1945 yang sekarang diperingati sebagai Hari Santri Nasional.

“PCINU Sudan adalah cabang dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulama sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia bahkan dunia. Adapun cabang Nahdlatul Ulama yang bertempat di Sudan ini memiliki beberapa tujuan dan gerakan ilmiah di antaranya kegiatan lailatul ijtima setiap malam senin, seminar-seminar ilmiah, gerakan sosial, dan lain-lain. Kami juga memiliki hubungan dalam aspek keagamaan dan sosial dengan beberapa instansi ilmiah di Sudan diantaranya Majma’ shufi, fiqh, dan lughoh,” ujar Ketua Tanfidziyah PCINU Sudan, Abdurrokhim, dalam sambutannya.

Baca juga: Interpretasi Sufi Terhadap Al-Quran

Abdurrokhim berharap dengan adanya acara ini akan terjalin hubungan yang baik antara PCINU Sudan dengan instansi-instansi di Sudan.

“Harapan kami akan semakin terjalin relasi wadah kerja sama antara PCINU Sudan dan instansi formal atau nonformal di Sudan yang memliki kesamaan manhaj dan ini adalah sebagai langkah awal untuk menyalurkan gagasan ide-ide teoritis maupun praktis yang menjadi prinsip dasar NU,” tuturnya.//(Najmuddin)

One Response

Tinggalkan Balasan