Muhammad Hibatullah Zain (Ketua Tanfidziyah) yang biasa dipanggil Hiba ini berasal dari Kota malang. Beliau tiba di Sudan pada tahun 2015 yang lalu setelah lulus dari Pon-Pes Al-Munawwir dua tahun sebelumnya. Sesampainya di Sudan, beliau mengambil beasiswa perkuliahan S1 di International University of Africa (IUA) Fakultas Adab Prodi Bahasa Arab dan lulus di tahun 2019. Saat ini sedang menempuh perkuliahan S2 Fakultas Bahasa Arab Prodi Adab dan Balaghah di University of The Holy Quran and Islamic Science.
Baca juga: Dengan Kepemimpinan Baru, PCINU Sudan Siap Mengontekstualisasikan Visi Global
Tahun 2020 yang lalu, tepatnya pada Konfercab XIX, beliau terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah PCINU Sudan untuk periode 2020-2021. Semenjak beliau terpilih, beliau sudah melihat begitu banyak kendala di PCINU Sudan. Kendala tersebut akibat adanya keadaan Sudan pasca kudeta dan pandemi Covid-19 yang membuat stabilitas negara menjadi tidak stabil sehingga berdampak kepada pelaksaan kegiatan PCINU Sudan, bahkan sempat berhenti selama lebih dari setengah tahun.
Setelah beliau terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah, langkah pertama beliau adalah menumbuhkan kembali semangat anggota NU Sudan yang sempat terjadi kevakuman kegiatan. Sedangkan fokus utama beliau sejak menjabat adalah NU Sudan Bersinergi, karena selama tiga tahun Konfercab sebelumnya PCINU Sudan hanya melakukan penguatan jaringan. Kemudian di periode 2020-2021 beliau tak hanya melakukan penguatan jaringan saja, melainkan bersinergi dan menjalin kerja sama dengan organisasi lain.
Dari titik fokusnya tersebut, PCINU Sudan beberapa kali menjalin kerja sama dengan organisasi lain dalam menjalankan program kerjanya. Pertama, pengadaan Halal bi Halal PCINU se-Dunia yang pertama dan PCINU Sudan tampil sebagai pelopornya. Kedua, pengadaan MTQ Virtual PCINU se-Dunia pertama kali yang dilaksanakan oleh LPQ NU Sudan. Ketiga, pengadaan Madrasah Kaderisasi pertama kali di PCINU Sudan yang bekerja sama dengan IKANUSA (Ikatan Alumni NU Sudan). keempat, pengadaan Seminar Internasinal yang diadakan oleh LAKPESDAM NU Sudan dengan kerja sama Majma’ Fikih Sudan.
Beliau memberikan pesan kepada kepengurusan periode depan agar sebisa mungkin jaringan PCINU se-Dunia dipelopori oleh PCINU Sudan beserta PCINU tetangga, karena PCINU di manapun berada sudah waktunya bersatu dan membentuk wadah jaringan PCINU se-Dunia.
Selain itu, beliau juga melakukan banyak perbaikan di PCINU Sudan dengan memperbaiki tata kelola administrasi, memperbaiki perpustakaan dengan mengikuti kaedah perpustakaan yang benar, dan penambahan inventaris media yang sangat berguna untuk melaksanakan kegiatan virtual di tengah pandemi Covid-19.
Selama menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah, beliau merasakan adanya kendala yang sangat mengganggu dalam menjalankan roda kepemimpinan di PCINU Sudan, yaitu adanya miss-communication antar pengurus. Karena adanya miss-communication tersebut menyebabkan adanya kesalahpahaman orang-orang yang tidak sesuai fakta dan telah beredar di kalangan Nahdliyin Sudan.
Selanjutnya beliau bercerita tentang beberapa target-target pencapaian yang sebelumnya telah direncanakan namun belum terlaksana pada periode 2020-2021, yaitu pembaruan beberapa MoU instansi yang ada di Indonesia dengan lembaga pendidikan yang ada di Sudan. Hal tersebut sudah beberapa kali diupayakan namun ternyata terdapat satu-dua kesalahan di poin-poin MoU.
Beliau juga bercerita tentang kesan dan pesan beliau selama menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PCINU Sudan. Beliau merasa tidak menyangka bisa terpilih menjadi ketua, karena berdasarkan angka bilangan angkatan, angkatan beliau sudah pernah terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah. Beliau juga merasa berat karena di manapun dan kapanpun tanggung jawab dan amanah pasti berat. Namun, beliau merasa banyak belajar kehidupan, belajar organisasi, dan belajar mengontrol diri, karena ketika menjadi ketua beliau harus memposisikan diri seadil mungkin dan sebijak mungkin.
“Jika Anda berorganisasi, namun setelah berorganisasi Anda tidak dapat merubah pola pikir dan pola hidup Anda, itu akan sangat rugi. Karena saat-saat tersebut adalah waktu untuk kita bisa belajar.” Ustadz Moch. Hibatullah Zain, B.A.
Motivasi beliau bisa terus semangat dalam menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah adalah: Pertama, beliau yakin, jika kita semangat dan ikhlas tulus untuk berkhidmah di NU kita semua akan diakui santri oleh Mbah Hasyim Asy’ari dan kita semua beserta anak-cucu akan didoakan husnul khotimah. Kedua, beliau merasa banyak belajar. Ketiga, kita pasti mendapat berkah dalam berkhidmah di NU.
Beliau berpesan kepada warga Nahdliyin untuk mendukung penuh Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah terpilih, dan tetap bersemangat dalam berkhidmah. Kita berada di Sudan hanya sebentar, jika kita berkhidmah di PCINU Sudan hanya dengan waktu yang sebentar ini kita sudan merasa capek dan lelah, lantas bagaimana kiai-kiai kita yang berkhidmah puluhan tahun di NU sejak didirikan? Jadi jangan ada kata capek dalam berkhidmah, karena capek kita belum seberapa dibandingkan ulama-ulama kita yang telah berjuang di NU dengan menegakkan agama, menyebarkan ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah an-Nahdliyah, dan menjadi poros perdamaian di Indonesia maupun di dunia global selama bertahun-tahun lamanya. Maka jadikan khidmah di PCINU Sudan ini untuk belajar.
“Jadi ketua itu harus siap tiga hal: Pertama, harus menjadi ujung tombak, ada permasalahan apapun ia harus menjadi terdepan. Kedua, harus berani tombok, karena khidmah itu tidak hanya bi anfusikum tapi juga bi amwalikum. Ketiga, harus kuat dipaido, artinya kuat dikritik.” Ustadz Moch. Hibatullah Zain, B.A.
Pewarta: Lukman Al Khakim
*Hasil wawancara bersama Ketua Tanfidziyah PCINU Sudan periode 2020-2021.
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
One Response
mantap bang zain