MTQ Bukan Sekedar Lomba Menang dan Kalah

Al-Qu’ran sejak diturunkan pertama kali oleh Allah Swt, telah menjadi pedoman mulia bagi umat Islam untuk keluar dari fase yang penuh dengan kegelapan atau fase jahiliah menuju kepada fase yang dihiasi oleh cahaya kebenaran.

Al-Quran menjadi Hudal Lin Naas Wa Bayyinatim Minal Huda Wal Furqan, yaitu sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan tentang yang haq dan yang batil. Bahkan al-Qur’an menjadi sumber inspirasi bagi para ulama, cendekiawan, kaum intelektual dan para akademisi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang pada akhirnya menghadirkan kemajuan bagi peradaban manusia.

Pelaksanaan MTQ perlu dilihat lebih jauh sebagai pemberi warna kehidupan masyarakat dengan nilai-nilai dan etika sosial yang bersumber dari al-Qur’an. Hal ini perlu ditegaskan agar MTQ tidak dipandang sebagai rutinitas kolosal yang kehilangan makna dan nilai substansinya.

Ketika umat ini menggaungkan bacaan al-Qur’an, maka sebenarnya umat sedang mengagungkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kesalehan sosial, nilai-nilai toleransi, dan moderasi beragama, nilai-nilai yang mengutamakan pembelaan pada yang lemah, dan mengutamakan pembelaan pada yang fakir, serta mengutamakan pembelaan pada yang miskin.

Baca juga: MTQ Virtual Tingkat PCINU Sedunia

Nilai-nilai islami dan spirit qur’ani haruslah menjadi sumber rujukan utama, baik di lingkungan keluarga, lingkungan social, maupun dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Karena itu, kita harus memandang MTQ bukan hanya sebagai lomba menang-kalah dalam seni membaca al-Qur’an, tetapi mari kita menjadikan MTQ sebagai suntikan spirit energi bagi umat Islam di dunia, khususnya masyarakat muslim Indonesia dan Sudan untuk membumikan al-Qur’an dalam dunia nyata, membumikan al-Qur’an dalam praktek kehidupan sehari-hari.

Saat al-Qur’an di acara MTQ ini dibaca oleh para Qurra’ dengan tajwid dan lagu yang merdu, marilah kita juga merenungkan dan memahami maknanya. Dan bagaimana setelah itu kita menjalankan petunjuk dalam al-qur’an untuk memperkokoh akhlakul karimah, membangun kehidupan yang beragam, dan menerapkan ide-ide besar, ide-ide mulia dalam al-Qur’an untuk kemaslahatan umat dan bangsa Indonesia dan Sudan.

Kita berharap MTQ Virtual Tingkat PCINU se-Dunia ini dapat menjadi salah satu sumber kesejukan, menjadi sumber mata air melimpahnya ukhuwah dan kerukunan masyarakat dunia, baik Ukhuwah Islamiah, Ukhuwah Wathaniyah, maupun Ukhuwah Basyariyah.

Hati kita seharusnya merasa damai setiap kali membaca al-Qur’an, merasa tenteram setiap kali mendengarkan lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an. Perasaan damai dan tenteram itu harus kita rawat, harus kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya percaya dengan begitu tidak ada lagi yang namanya permusuhan, penyebaran berita hoaks, fitnah-memfitnah, caci-mencaci di antara sesama umat. Tidak ada lagi gesekan antar sesama saudara sebangsa dan setanah-air Indonesia, yang semua itu kadang terjadi hanya karena urusan kecil yang tidak prinsipil, atau bahkan hanya karena urusan beda pilihan politik dan sebagainya.

Kita harus ingat bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin, yang menjadi berkah bagi alam semesta, yang membawa kebaikan bagi umat dan bagi masyarakat dunia. Oleh karena itu, sebagai umat muslim, kita harus menjaga kerukunan, menjaga persaudaraan, dan menjaga persatuan. Karena kerukunan, persaudaraan, dan persatuan adalah modal kekuatan utama bangsa kita Indonesia untuk bergerak maju dan sekaligus menjadi sumber energi bagi kita untuk mewujudkan Indonesia yang Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.

*Sambutan Prof. Dr. KH. M. Asy’ari, M.Ag. dalam acara penutupan MTQ Virtual Tingkat PCINU se-Dunia

Penulis: LPQ NU Sudan

Tinggalkan Balasan