Metode Dakwah Era Modern

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi zaman sekarang banyak menyebabkan perubahan-perubahan nilai pada masyarakat, baik itu nilai positif maupun negatif. Adanya perpaduan budaya Islam dan budaya Barat yang membuat seseorang dapat melihat nilai-nilai positif, dan memperkaya budaya Islam melalui bukti ilmiah dan teknis. Selain itu, hal ini juga dapat memberikan pengaruh negatif yaitu, turunnya nilai-nilai moral yang terjadi pada sebagian umat Islam yang cenderung mengadopsi dan menggunakan tradisi budaya Barat tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu.
Dalam Bahasa Indonesia, “modern” sendiri merupakan kata sifat, jika dalam gramatikal Indonesia apabila ditambah “isasi’’ yang bermakna proses, jadi “modernisasi” merupakan proses modern. Kata sifat ini jika ditambah dengan “isme’’ maka akan menunjukkan makna paham atau aliran. Jadi “modernism” adalah suatu gerakan atau paham yang mengandung arti pikiran, aliran, gerakan, dan usaha untuk mengubah adat istadat, institut-institut lama dan sebagainya. Modernisme juga bermakna paham tentang modernitas. Modernitas adalah proses menyesuaikan paham-paham keagamaan dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Jika dikaitkan dengan keagamaan Islam, maka itulah yang dikenal dengan pembaharuan dalam Islam.

Dakwah modernitas adalah dakwah yang pelaksanaannya menyesuaikan materi, metode, dan media dakwah dengan kondisi masyarakat modern sebagai objek dakwah yang mungkin saja situasi dan kondisi yang terjadi pada zaman modern itu, tidak terjadi pada zaman sebelumnya terutama di zaman klasik. Dengan demikian berarti dakwah di era modern adalah dakwah yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan keadaan masyarakat modern, baik dari segi materi, metode, dan media yang akan digunakan. Sebab, mungkin saja materi yang disampaikan itu bagus, tetapi metode atau media yang digunakan tidak relevan dengan kondisi masyarakat modern, yang akan mengakibatkan dakwah akan mengalami kegagalan. Begitu pula sebaliknya, mungkin saja media atau metode yang disampaikan relevan pada masyarakat modern, akan tetapi materi yang disampaikan tidak relevan, apalagi bila tampilan kemasannya kurang menarik, maka dakwah yang seperti ini akan gagal.

Baca juga: Lika-liku Pelajar Luar Negeri

Secara historis dapat diketahui bahwa proses islamisasi di nusantara terjadi karena aktivitas dakwah. Tanpa usaha yang dilakukan oleh para dai, maka rasanya tidak mungkin akan terjadi pengantar terbesar umat Islam di Indonesia sebagaimana yang kita ketahui sekarang. Para dai mengajak masyarakat untuk melakukan kebaikan dan menjauhi larangan, baik secara lisan, tulisan, ataupun perbuatan dengan metode dan media yang sesuai dengan prinsip Islam dengan tujuan untuk mencapai kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.

Dakwah Islam memiliki dua tantangan sekaligus, pertama adalah tantangan keilmuan dakwah yang hingga sekarang belum tampak perkembangannya yang menggembirakan. Ilmu dakwah tampak stagnan dalam tataran pengembangan keilmuan. Jika mengacu pada dimensi pengembangan keilmuan tersebut pada tulisan-tulisan ilmu dakwah yang sangat menonjol, maka rasanya tidak kita jumpai karya akademis outstanding tentang dakwah tersebut. Kedua, problem atau tantangan praktis dakwah. Harus kita akui bahwa dakwah dengan lisan memang mendominasi terhadap percaturan dakwah khususnya di Indonesia.

Dakwah Islam memang sudah menggunakan pendekatan yang modern. Dakwah sudah menggunakan medium informasi yang mutakhir. Dakwah sudah dikemas dengan media telivisi, radio dan lain sebagainya. Dakwah dengan menggunakan pendekatan ekonomi memang masih menjadi keinginan dan belum memperoleh sentuhan yang maksimal. Memang sudah ada gerakan dakwah melalui segi ekonomi. Namun demikian, gerakannya belumlah lincah dalam mempercepat peningkatan kualitas ekonomi umat.

Metode dakwah Wa-jadilhum bi allati hiya ahsan adalah dakwah yang ditempuh lewat adanya diskusi yang dilalui dengan baik, sopan santun, saling menghargai, dan tidak sombong. Metode tersebut dipakai untuk sekelompok manusia kelas tiga yang mempunyai kekuatan intelektual lebih berkelas dari yang lain.

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika menggunakan metode ini, yakni: pertama, tidak merugikan pihak lain, terlebih mencemarkan nama baik. Tujuannya bukan untuk mencari kemenangan, melainkan sebagai jalan pencerahan dan suatu kebenaran sejati. Kedua, hanya untuk menunjukkan kebenaran menurut ajaran agam Islam, tidak lebih. Ketiga, tetap menghargai dan menghormati lawan bicara, tetap menghormati diri sendiri dan lawan lawan bicara agar tidak ada kesan merugikan dan meremehkan.

Dakwah sebagai kewajiban dapat dilakukan sesuai dengan kapasitas setiap manusia. Dakwah yang memiliki arti upaya menyeru dan mengajak seluruh manusia untuk menuju jalan Allah Swt (sistem Islam) sesuai dengan ajaran Islam dan spiritualitasnya secara menyeluruh, melalui kegiatan cermah, tulisan, dan kegiatan akal serta tindakan sebagai langkah mewujudkan ajaran kebaikan serta kebenaran yang luas berdasarkan landasan Islam.

Saat ini metode dan teknik dakwah yang semakin berkembang seiring dengan perubahan ruang dan waktu, namun prinsipnya tetap pada masyarakat Islam. Masyarakat Islam adalah masyarakat terbuka, masyarakat di mana dakwah amar ma’ruf nahi munkar dapat berkembang dan melakukan apa yang seharusnya.

Upaya penyebaran dakwah sangat erat kaitannya dengan perubahan yang dialami manusia. Tidak terlepas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan manusia untuk menguasai, mengelola, dan memanfaatkan alam untuk kesejahteraan umat manusia, agar dakwah Islam dapat diterima oleh semua kalangan manusia.

Salah satu metode dakwah di era modern ini juga harus mengedepankan fikih dakwahnya yaitu metode rahmah, dengan tetap selalu memprioritaskan pemahanan karakter individua tau komunal yang didakwahi. Kalau dalam istilah sufi biasanya digunakan dengan istilah :

لون الماء لون إنائه

Walahu A’lam.

Atikal Maula
Mahasiswa International University of Africa

Tinggalkan Balasan