Kembara Jarak
Ada yang baru
Dalam bahasa tubuhmu
Terkadang tak berasa
Namun begitu pilu
Kucoba analogikan dengan dirimu yang dulu
Apakah sepadan?
Ternyata fana, ada bias yang ku tahu
Sedang terobsesi denga napa sosokmu?
Seperti jarak yang bagai duri dalam daging
Bahkan, cengekerama bisa jadi prestise tinggi
Hening…
Namun dalam otakku, ada pikiran yang terlalu bising
Tidak tahu lagi apakah kau masih ku anggap penting?
Karena aku benar-benar sudah tidak peduli
Aku tidak mau hati kita bagai tali
Yang kadang kuat dan kadang menguji nyali
Hari ini
Aku hanya ingin menceritakanmu dalam puisi
Karena lewat puisi, aku tahu bagaimana rasanya
Menorehkan isi hati dari berbagai sisi
Kembara Jarak
Mahasiswa International University of Africa
baca juga: Balutan Debu Negeri Darwis
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)