على سجادتي سجدتُ وجهي
من كل شكاوِي مُرّي وحزني
.ببسم الله الرحمن الرحيم بدأتُ شِعري
فأضعُ أصابعي
ألّفت شعرا شكر ربي
…يا الله
الحمد والشكر إليك
ووالديّ أفضل كَنْزِ ي منك
…يا الله
لهذا السبب الأفضل تختبرني
فما يبدو، هو أفضل لي
،فبدون اختباري
ما شعرتُ مليون
من تعلّمي
وسعادتي
…يا الله
لكل نعمتك أشكره
كثير ما من النِّعم تقدّمه
فلا يمكننا حسابه
فرحمة الرحمن لا يمكن تعويضه
بكل قلوبي، كتبت شِعري
شكر ربي
الذي لا يزال يُرَبِّ
.كُلًّا من روحي وجسدي
:رسالة*
!كن شاكرا
،كلما زادت الصعوبات والعقبات ، هذا هو المكان الذي سيعود الموت حياة والضعف قوة
!يستسلم؟ ارفع رأسك! اسأل الله
Bersyukur Kepada Allah
Di atas sajadah ku bersimpuh
Atas segala keluh kesahku
Ku awali puisiku dengan ucapan “Bismillahirrahmanirrahiim”
Ku alunkan jari jemariku di atas papan ketik
Ku rangkai sebuah puisi untuk ucapan rasa syukur
Yaa Allah,
Terima kasih, puji dan syukurku untuk-Mu
Harta terbaik yang kumiliki adalah kedua orang tuaku
Yaa Allah,
Karena alasan terbaik ini engkau timpakan ujian kepadaku
Ternyata, semua yang terbaik untukku
Tanpa ujian tersebut,
Aku tidak akan merasakan berjuta pembelajaran
dan kebahagiaan yang kau beri setelahnya
Yaa Allah,
Atas segala nikmatMu aku bersyukur kepada-Mu
Begitu banyak nikmat yang kau berikan
Sehingga kami tak mampu menghitungnya
Rahman dan RahimMu sungguh tak tergantikan
Dengan segala kerendahan hati puisi ini dibuat sebagai rasa syukur kepada Allah yang masih memelihara diri ini.
*Pesan:
Bersyukurlah! Semakin keras benturan dan hambatan yang kau alami, di situlah (yang mati dalam hidup) akan kembali hidup.
Menyerah? Angkat kepalamu! Minta sama Allah!
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِك فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (Q.S. An-Naml : 19)
Penulis: Ida Nurjannah
Baca juga: Santri dan Sastra dalam Pesantren; Sharing Literasi Bersama Usman Arrumy
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)