Perbedaan Ekspresi Cinta Antara Laki-laki dan Perempuan

Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah yang populer dengan nama pena Buya Hamka adalah seorang ulama dan sastrawan Indonesia yang berkarir sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Beliau menulis banyak karya sastra seperti, Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, dan Merantau ke Delhi. Buya Hamka dalam setiap tulisan dan dakwahnya akan selalu menyisipkan kata-kata mutiara yang menginspirasi pembaca dan pendengarnya. Beliau juga mempunyai teori tentang perbedaan ekspresi cinta antara laki-laki dan perempuan. Mari kita simak!

Kata Buya Hamka, “Laki-laki bila mana telah menentukan cintanya untuk seorang perempuan maka perempuan itu mesti jadi haknya. Orang lain tak boleh ikut berkongsi dengan dia. Jika perempuan itu cantik maka kecantikannya biarlah diketahui olehnya seorang. Jika suara perempuan itu merdu biarlah dia seorang yang mendengarnya. Oleh sebab itu jika ada orang lain yang memuji kecantikan dan kemerduan suaranya maka semua itu tidak diterima oleh laki-laki yang mencintainya tadi. Bertambah banyak orang yang memuji bertambah banyak cemburu yang timbul di hatinya.”

Dari teori Buya Hamka di atas kita mengetahui bahwa pada diri laki-laki mudah timbul rasa cemburu. Tak heran jika ada laki-laki lain yang membicarakan kebaikan maupun keburukan perempuan yang dicintainya, maka laki-laki tersebut tidak terlalu suka pembicaraan tersebut. Sering kali laki-laki merasa sangat peka pendengarannya ketika ada orang lain membicarakan perempuan yang dicintainya, layaknya orang yang tersetrum secara tiba-tiba. Namun, bila mana laki-laki tersebut tidak merasa cemburu bisa kita ragukan kecintaannya atas perempuan tersebut.

Sama seperti teori pada umumnya yang memilik pengecualian. Teori yang dikemukakan oleh Buya Hamka mengenai ekspresi cinta laki-laki di atas adalah kejadian yang bersifat umum. Namun, tidak menutup kemungkinan jika terdapat kejadian yang bersifat khusus yang berbeda dengan teori ini misalnya, ada laki-laki atau suami yang tidak merasa cemburu ketika orang lain sedang membicarakan pasangannya, itu mungkin karena dia tidak mengungkapkan kecemburuannya atau sedang menyembunyikannya. Demikian jika kita mengikuti teori yang dikemukakan oleh Buya Hamka.

Menurut Buya Hamka ekspresi cinta perempuan kepada laki-laki justru kebalikannya. Beliau mengatakan, “Menurut pandangan perempuan, laki-laki adalah perhiasan yang akan dibanggakan kepada kawan sesamanya. Dia akan merasa senang jika ada yang membicarakan laki-laki yang dicintainya, sama senangnya jika ada orang lain yang memuji perhiasan miliknya. Bahkan seburuk-buruk kecintaannya kepada laki-laki, dia akan lupa keburukan tersebut jika laki-laki lain atau perempuan lain memujinya, seperti mengatakan dia seorang laki-laki yang tangkas, berbudi, ternama, termasyhur, dan lain sebagainya.”

Layaknya sebuah perhiasan yang dibanggakan atau dipamerkan agar orang lain tahu, begitulah arti laki-laki bagi perempuan. Perempuan akan merasa senang ketika ada yang memuji laki-laki yang dicintainya yang mana ini merupakan kebalikan dari ekspresi cintanya laki-laki kepada perempuan. Laki-laki tidak nyaman atau tidak suka jika ada orang lain yang memuji pasangannya, sedangkan perempuan malah merasa senang. Bahkan di kalimat terakhir Buya Hamka menambahkan, perempuan akan melupakan semua keburukan pasangannya jika ada orang lain yang memujinya. Misalnya perempuan mengeluh betapa mahalnya perhiasan yang dibelinya namun keluhan tersebut akan luntur ketika ada yang memuji perhiasannya.

Lagi-lagi apa yang diungkapkan oleh Buya Hamka hanyalah sebuah teori umum yang diambil dari perilaku kebanyakan orang dan tidssk menutup kemungkinan bahwa pengecualian dari teori itu pasti adanya. Contoh, ada perempuan yang laki-lakinya sedang dipuji, dia malah menyangkal dengan menyebut banyak keburukan lelakinya. Atau mungkin terjadi kebalikan dari teori Buya Hamka, justru laki-laki lah yang ingin memamerkan pasangannya kepada temannya, sedangkan perempuan justru merasa malu jika harus memamerkan pasangannya. Dari sini kita juga perlu melihat karakter laki-laki dan perempuan masing-masing orang karena seringkali berbeda satu sama lain, jadi jangan hanya mengikuti sebuah teori.

Teori mengenai perbedaan ekspresi cinta antara laki-laki dan perempuan yang diungkapkan oleh Buya Hamka ini masih bisa kita diskusikan. Apakah benar laki-laki seperti itu? Apakah benar perempuan seperti itu? Kalau kamu sebagai laki-laki akan bersikap bagaimana, apa kalian akan merasa cemburu jika ada orang lain yang ikut-ikutan memuji kecantikan pasanganmu? Kalau kamu sebagai perempuan bagaimana, apa kalian merasa bangga jika ada orang lain yang memuji pasanganmu?

Penulis: Lukman Al Khakim

Editor: Maya

Baca juga:

Bagaimana Para Entrepreneur Menjalani Ramadan Mereka di Sudan?

Interpretasi Sufi Terhadap Al-Quran

Corak Salat Tarawih di Sudan

Antara Tradisi dan Keunikan Sudan di Bulan Ramadan

2 Responses

Tinggalkan Balasan