Bukan hanya berpuasa dan iktikaf, salah satu ibadah di bulan Ramadan yang sangat membekas di hati orang-orang adalah salat Tarawih. Jujur saja, mungkin karena menguras waktu yang begitu lama hingga membuat kaki meronta-ronta, atau memang karena ingin memperbanyak waktu mengaduh kasih dengan Rabb. Entah, hehe.
Salat Tarawih adalah salat sunah yang dilaksanakan selepas salat Isya hingga sebelum memasuki salat Subuh. Dalam bilangan rakaatnya, pada umumnya dilakukan sebanyak 8 rakaat atau 20 rakaat yang kemudian dilanjutkan dengan 3 rakaat salat Witir dan doa penutup. Pada pandangan yang terbilang luas, tradisi ataupun corak salat Tarawih di berbagai daerah diwarnai dengan perbedaan tanpa menghilangkan esensi dari salat Tarawih itu sendiri.
Di Indonesia, umumnya salat Tarawih langsung dilaksanakan selepas salat Isya atau selepas mendengarkan ceramah agama yang sebelumnya telah dilaksanakan salat Isya. Dari sana tampak jelas beberapa perbedaan dalam pelaksanaan salat Tarawih antara Indonesia dan Sudan; di antaranya mengenai waktu pelaksanaan, durasi waktu dalam salat, dan tradisi yang rutin diadakan selepas salat Tarawih. Mayoritas masjid di Sudan di malam ke-1 sampai ke-20 Ramadan akan langsung melaksanakan salat Tarawih selepas salat Isya. Dan pada malam ke-21 sampai ke-30, salat tarawih dilaksanakan pada jam 02.00 dini hari hingga menjelang Subuh dengan memberi waktu 15 menit untuk Sahur sebelum azan Subuh berkumandang. Adapun untuk sahur disediakan oleh masjid; biasanya menu makanan berupa nasi susu dengan tambahan daging, dan minuman berupa teh susu hangat. Di sisi lain, beberapa masjid rutin melaksanakan salat Tarawih dari malam pertama hingga malam terakhir dimulai pada jam 02.00 dini hari hingga menjelang Subuh.
Dalam melaksanakan salat Tarawih, imam masjid rutin membaca 1 juz setiap Tarawih dari malam ke-1 sampai ke-20, sedangkan untuk malam yang ke-21 sampai ke-30, mayoritas imam masjid di Sudan akan memperpanjang bacaan dengan membaca 3 juz setiap malamnya. Adapun mayoritas qiraah yang dipakai dalam salat Tarawih yaitu Durri dan Hafsh. Dengan tidak menafikan akan berganti-ganti qiraah setiap malam.
Dalam pembahasan yang lebih spesifik, akan kita temui beberapa masjid dengan ciri khas dalam melaksanakan salat Tarawih, yakni dilaksanakan 3 menit selepas salat Isya. Salat Tarawih dilaksanakan dengan jumlah bilangan 8 hingga 12 rakaat, dan Witir 3 rakaat. Umumnya Witir dikerjakan secara individual (rumah). Jadi, ketika salat Tarawih telah selesai, jamaah akan langsung pulang tanpa kita menemui banyak orang melaksanakan salat Witir yang berjamaah di dalam masjid. Ada dua cara dalam pelaksanaan salat Tarawih di Sudan; pertama, 4 rakaat satu salam, selepas salam harus berzikir beberapa menit sebelum melanjutkan 4 rakaat sisanya, dan 4 rakaat lagi hingga berakhir. Kedua, 2 rakaat satu salam, selepas salam langsung berdiri melanjutkan 2 rakaat, dan 2 rakaat hingga berakhir pada yang dikehendaki imam.
Observasi Masjid-masjid di Sudan: Masjid As-Salam, Atiq, An-Nilein, Majma’ Nur, dan lain-lain.
Baca juga: Antara Tradisi dan Keunikan Sudan di Bulan Ramadlan
Penulis: Suprianto
Editor: Lukman
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
One Response