PCINUSUDAN.COM – Panitia Konfercab Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama XIX telah mengadakan Pelantikan Pengurus PCINU Sudan sekaligus Musyawarah Kerja periode 2020-2020 yang bertemakan “Mengukuhkan Fikrah dan Kemandirian Nahdlatul Ulama untuk Membangun Peradaban Dunia” pada Jumat (02/10) di Qo’ah Muntada, Khartoum.
Acara ini dihadiri oleh Syekh Awwadl Al-Karim Utsman Al-Aqli selaku Mustasyar PCINU Sudan, Drs. Rossalis Rusman Adenan, MBA selaku Duta Besar KBRI Khartoum dan Eriteria beserta istri, Ibu Mira Esmeralda selaku perwakilan dari DWP KBRI Khartoum, bapak M. Kamal selaku staf KBRI bagian konsuler dan sosbud, M. Dzakwanul Faqih selaku Rais Syuriyah beserta jajarannya, Moch. Hibatullah Zain selaku Ketua Tanfidziyah beserta jajarannya, Leni Latipah selaku Ketua Muslimat beserta jajaran, dan beberapa tamu undangan lainnya.
Sebelum acara pelantikan dimulai Grup Rebana Jam’iyyah Syifaul Qulub (JSQ) melantunkan sholawat dengan irama tabuhan rebana yang merdu dan khas guna menyambut kedatangan tamu yang hadir dalam acara pelantikan kali ini. Setelahnya, Syafiqurrahman sebagai Master of Ceremony memulai acaranya.
Acara ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang kemudian dilanjut dengan sambutan oleh Wakil Ketua Panitia Konfercab.
“Konfercab sekaligus pelantikan tahun ini adalah pertama kalinya dilaksanakan dengan sistem virtual dan alhamdulillah pelantikan kali ini bisa dilaksanakan dengan offline di qoah Muntada,” kata Iqbal Mutawakil Ahmad sebagai perwakilan dari Organizing Committee (OC) Konfercab.
“Kami mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu terlaksananya acara pelantikan dan musyawarah kerja ini,” lanjutnya.
Selanjutnya, acara inti yaitu pelantikan pengurus dimulai dari jajaran Syuriyah yang dilantik oleh Syekh Awwadl Al-Karim Utsman Al-Aqli, dilanjut jajaran pengurus harian Tanfidziyah yang dilantik oleh M. Dzakwanul Faqih, semua lembaga dilantik oleh Khafidhul Umam dan jajaran Muslimat yang dilantik oleh Hibatullah Zain. Dengan ini menyatakan bahwa seluruh pengurus resmi dilantik.
Leni Latipah yang telah dipilih menjadi Ketua Muslimat periode 2020-2021 menyatakan sambutannya atas apa yang telah diamanahkan kepadanya demi berkhidmat untuk umat.
“Mari bergotong-royong menyatukan jiwa, meluluhkan ego, dan berlatih bersama-sama untuk menjadi agen perubahan menjadi orang hebat di masa depan,” katanya dengan penuh harapan.
“Saya berharap Muslimat akan senantiasa selangkah lebih maju untuk ikut andil dalam peradaban dunia ini. Maka kami mohon segala bentuk kerjasama dan bimbingan dari berbagai pihak untuk saling bersinergi dan aling bersatu untuk menebar nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin,” lanjutnya.
Hibatullah Zain selaku Ketua Tanfidziyah periode 2020-2021 menyampaikan sambutan dengan penuh semangat mengajak kepada seluruh pengurus agar tetap bersinergi.
“Hastag kita tahun ini adalah NU Sudan bersinergi. Jadi kita ingin menjalin banyak kerjasama dengan organisasi-organisasi lain, instansi-instansi lain dari pemerintah maupun masyarakat,” ucapnya.
Karena pada awal kepengurusan ini sudah mengalami rintangan seperti wabah pandemi Covid-19 dan ekonomi tidak stabil, maka dari itu beliau juga menyatakan hastag lain yang menarik.
“NU Riang Gembira, jadi jangan pernah merasakan amanah menjadi berat, jangan lupa selalu riang gembira dan sehat karena di masa pandemi ini kita membutuhkan imun yang kuat,” kata beliau.
Selanjutnya sambutan yang disampaikan oleh Kiai Dzakwanul Faqih. Beliau mengajak para hadirin bersholawat di awal sambutannya.
“Salah satu hastag kita adalah NU Riang Gembira, maka bisa dipastikan bahwa orang yang baca sholawat itu lebih bahagia daripada orang yang tidak membaca sholawat. Seperti tadi pagi JSQ melantunkan sholawat yang membuat hati kita riang gembira dan melupakan kesedihan kita. Mari kita bersholawat sebentar untuk melupakan kesedihan-kesedihan kita,” ajak beliau di tengah sambutannya.
“Saya ingat kata abah saya ketika ada tamu yang hadir yang pertama disuruh cinta nabi Muhammad karena barang siapa dia menemukan cinta maka tidak akan kehilangan apapun barang siapa kehilangan cinta maka dia tidak akan menemukan apapun. Kedua, menata niat khidmah kepada NU yg dibangun oleh para ulama. Ketiga, sungguh sungguh dalam semua hal,” kata beliau.
Kiai Akhyaruddin selaku Mustasyar PCINU Sudan dalam sambutannya menyampaikan ungkapan selamat, harapan, dan pesan kepada para pengurus yang baru saja dilantik.
“Saya ucapkan selamat kepada seluruh pengurus yang telah dilantik pada kesempatan hari ini, mulai dari jajaran Syuriyah, Tanfidziyah, Lembaga, dan badan otonom Muslimat,” kata beliau mengawali sambutannya.
“Yang saya sampaikan adalah harapan kepada seluruh pengurus PCINU Sudan agar dapat mengemban amanah dan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya agar dapat menjadikan PCINU Sudan lebih baik seperti yang dicita-citakan oleh para pendahulu. Tentunya dalam mengemban amanah dan tanggungjawab itu tidak mudah,” lanjutnya.
“Yang terakhir yang saya sampaikan adalah pesan dari guru-guru kita dalam berorganisasi di Nahdlatul Ulama di Sudan ini kita punya tanggungjawab untuk mempromosikan negara Indonesia dengan kearifan lokal dan nilai-nilai keagamaannya. Selanjutnya, pesan guru kita, jika kita belum bisa berkhidmah di Nahdlatul Ulama setidaknya kita punya komitmen dalam tabarukan. Karena posisi khidmah itu lebih tinggi, sedangkan posisi kita masih menjadi santri. Mari kita bertabarukan dengan organisasi yang ditinggalkan oleh para Ulama ini,” pesan beliau untuk para pengurus.
Syekh Awwadl selaku Mustasyar PCINU Sudan pada kesempatan kemarin menyampaikan pandangan beliau terhadap Islam di Indonesia dan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama yang merupakan jam’iyyah yang mengamalkan kemoderatan.
“Allah telah menjamin keberlangsungan agama Islam. Ketika agama Islam ini terbenam di suatu negeri maka agama Islam ini juga akan terbit di suatu negeri yang lain. ketika Khilafah Islamiyah di negeri Andalus itu sirna maka agama Islam berkembang di kepulauan Melayu. Di negeri indonesia ditaklukan bukan dengan peperangan tapi dengan Al-Qur’an. Penduduk indonesia masuk islam secara sukarela bukan dengan paksaan perang,” kata beliau ketika membuka sambutannya.
“Jam’iyyah Nahdlatul Ulama ini karena manhaj yang benar yang dibangun oleh Syekh Hasyim Asy’ari tidak pernah sama sekali memunculkan teroris dan tidak pernah memunculkan orang yang berbuat jahat terhadap negerinya dan negeri yang dia singgahi. Akan tetapi memunculkan orang-orang yang menunjukkan Islam yang moderat (pemikiran yang tengah-tengah) baik dalam keilmuan, akhlak, adab, maupun perilaku. Warga Nahdliyin ini menjadi hakikat kemoderatan yang merupakan ajaran Islam yang benar,” lanjut beliau saat menyampaikan pandangannya tentang Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.
Dilanjutkan sambutan yang terakhir yang disampaikan oleh Duta Besar KBRI untuk Sudan dan Eriteria, Drs. Rossalis Rusman Adenan, MBA.
“Sebagai sebuah organisasi sosial keagamaan yang berdiri pada 6 april 2000 saya melihat PCINU Sudan telah melakukan banyak hal dan memberikan kontribusi yang besar bagi pembinaan masyarakat Indonesia yang ada di Sudan, khususnya Khartoum dalam hal keagamaan, pendidikan, sosial, dan bidang-bidang yang lain yang saya menilai sangat bermanfaat bagi warga Indonesia,” ungkap beliau saat membuka sambutannya.
“KBRI Khartoum selama ini telah melakukan banyak program dalam rangka hubungan Indonesia dengan Sudan, baik ekonomi, sosial, dan budaya. Dan KBRI juga melaksanakan berbagai program atau kegiatan yang merupakan bagian dari upaya perhimpunan WNI dan pembinaan masyarakat Indonesia di sudan. Selama ini sudah terjadi sinergi antara KBRI dengan para WNI dan mahasiswa yg tergabung dalam PCINU Sudan,” lanjut beliau.
Acara pembukaan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Syekh Awadl Al-Karim dan dilanjutkan foto bersama.
Usai jamaah sholat Jumat, acara dilanjutkan dengan musyawarah kerja. Pada kesempatan tersebut, seluruh lembaga menyampaikan semua program kerja yang akan dilaksanakan satu tahun ke depan. Kemudian para hadirin dipersilahkan memberikan tanggapan, baik berupa pertanyaan, saran, komentar, dan lain lain.
Musyawarah kerja berjalan hingga malam hari karena antusias dari para hadirin. Banyak inovasi, ide, dan gagasan bermunculan untuk masa depan PCINU Sudan yang lebih baik untuk satu ke depan.
Acara musyawarah kerja ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Rais Syuriyah Kiai Dzakwanul Faqih.//(Zahra)
Saksikan proses pelantikan pengurus PCINU Sudan di yotube : Pelantikan dan Musyawarah Kerja PCINU Sudan 2020-2021
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
One Response