PCINUSUDAN.COM – Pimpinan Cabang Istimewa Muslimat Nahdlatul Ulama Sudan sukses mengadakan Webinar Vol. II dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2020, yang bertemakan “Revolusi Mental Perempuan di Dunia Pendidikan”.
Webinar tersebut dinarasumberi oleh Ibu Muharini Aulia, M. Psi, seorang psikolog klinis dan penulis freelance di kolom inspirasi Oase.id. Acara berjalan sukses walaupun terdapat beberapa kendal jaringan dalam pelaksanaan webinar. Acara dipimpin langsung oleh Rojwa Ula dan Siti Rukhiyah sebagai notulis.
“Topik ini sangat cantik ya menurut saya untuk dibahas saat ini dimana kita sudah berada di era milenial dengan generasi post milenial yang sudah mendominasi anak muda,” tutur Maharini Aulia dalam pembukaannya.
Muharini menjelaskan tentang mental perempuan di dunia pendidikan dengan gambaran beberapa orang yang mempunyai latar belakang berbeda, mendapatkan pola asuh berbeda, dan memiliki kepribadian berbeda yang mana akan mempengaruhi pandangan mereka terhadap dunia pendidikan, masa depan, dan bagaimana menjalani hidup.
Menurut hasil penelitian Diana Halpem PhD menjelaskan bahwa sejak lahir perempuan lebih unggul dalam bidang verbal ability, kemampuan membaca secara menyeluruh, kemampuan menulis, kecepatan perempuan untuk mempersepsi sesuatu, dan perempuan cenderung bergantung pada landmark (memaknai segala peristiwa dengan tanda-tanda). Menurut penelitian ini juga menjelaskan bahwa laki-laki cenderung bergantung pada perhitungan-perhitungan, lebih unggul dalam visuospatial skill dan woking memory.
Bukan hanya faktor biologis saja yang dapat mempengaruhi psikologis perempuan, tapi juga ada beberapa faktor lain yang disebut dengan faktor kultural yaitu nilai di dalam masyarakat, pola asuh, sejarah, dan, support system.
Selanjutnya beliau menjelaskan keadaan sejarah kaum perempuan di masa lalu dan segala upaya yang perlu dilakukan oleh kaum perempuan di masa yang akan datang. Sejarah mencatat bahwa perempuan yang terjajah (colonial mentality) akan menjadikan stigma dalam diri perempuan menjadi lemah dan memarginalkan perempuan. Maka dari itu perempuan harus menjadi perempuan yang strong mentality dengan kepribadian yang baik, soft skills yang percaya diri, self concept (pengenalan terhadap diri sendiri), intelegensi (kecerdasan), supprot system yang bisa didapatkan di lingkungan sekeliling dengan pengalaman-pengalaman yang lebih baru.
Data yang dikemukakan oleh kemendikbud Menjelaskan bahwa pelajar laki-laki tingkat SD lebih banyak dari perempuan dan pelajar perempuan tingkat SMA lebih banyak dari laki-laki. Tenaga pendidik sebagai guru dan kepala sekolah perempuan untuk S1 ke atas menunjukkan bahwa perempuan lebih dominan dibanding laki-laki, sehingga ada banyak isu bahwa perempuan telah mendominasi dunia pendidikan. Profesi perempuan sebagai tenaga pendidikan di tahun 2018 mencapai 1.625.476, berkali-kali lipat lebih banyak dibanding profesi yang lain. Dengan data tersebut apakah berarti perempuan sudah melek pendidikan? Apakah perempuan sudah mendapat perlakuan dan akses yang setara untuk memperoleh pendidikan?
Kemudian terdapat normal pathology yang merupakan hal yang menjadikan perempuan kurang berinisiatif dan termotivasi (contoh: udah nggak usah kuliah, paling nanti juga di dapur). Hal semacam inilah yang menjadikan perempuan stagnan dan kurang peduli terhadap pendidikan. Maka revolusi mental bagi perempuan merupakan hal yang penting yang terbentuk dari transformasi faktor kultural mikro bahwasanya memahami perempuan bukan sebagai suatu sumber masalah tapi memahaminya sesuai konteksnya.
Baca juga: Konfercab XIX PCINU Sudan Ditunda, Ini Penyebabnya!
Di penghujung acara beliau menyampaikan closing statement bahwa perempuan harus berani dalam melakukan hal yang baik.
“Menjadi perempuan harus berani speak up dan berani mencoba. Yang paling penting adalah berani salah karena kita bukan makhluk sempurna sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah, terus apakah kita mau bersaing dengan Allah?” kata beliau.//(Labudza Adila Zulfa)
Saksikan vidio lengkapnya di Youtube channel Muslimat NU Sudan
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)