Meraih Pahala Bagi Perempuan Saat Haid

Bagi perempuan yang sedang berhalangan (haid), bukan berarti tidak bisa melakukan banyak hal yang berkaitan dengan ibadah. Sangat rugi, jika waktu perempuan yang haid hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan tidak mendatangkan pahala.

Haid adalah darah yang keluar dari rahim perempuan saat kondisi sehat, bukan semasa melahirkan atau bukan semasa sakit dan darah tersebut keluar dalam masa yang tertentu. Pada masa haid perempuan memiliki beberapa larangan untuk melakukan ibadah tertentu. Dalam kitab Taqrib disebutkan ada delapan ibadah yang tidak boleh dikerjakan oleh perempuan pada masa haid dan nifas yaitu: sholat, puasa, membaca Al-Qur’an, menyentuh dan membawa mushaf, masuk masjid, thawaf, bersetubuh dan bersenang-senang di sekitar organ kemaluan. Karenanya, banyak diantara perempuan yang tidak melakukan apa pun kecuali hanya sekedar mengisi kekosongan waktu. Siklus haid yang datang setiap bulan, terkadang menjadi ajang untuk bermalas-malasan, terlebih dalam hal ibadah yang memang perempuan mendapatkan dispensasi. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya ketika haid datang, seorang perempuan dapat mengisi waktu mereka dengan ibadah-ibadah lain dan melaksanakan amal kebaikan untuk selalu mendekatkan diri dengan Allah SWT dan meraih pahala terbaik di sisi-Nya.

Haid bukanlah penghalang bagi kaum permpuan untuk melakukan ibadah, beberapa amalan yang bisa dikerjakan oleh perempuan ketika haid diantaranya:

Pertama, berdzikir

Dzikir merupakan amalan yang ringan dilakukan akan tetapi memiliki pahala yang besar di sisi Allah SWT, bahkan Allah SWT menyebutkan dalam (QS Al-Ahzab:41)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.”

Ayat tersebut menunjukkan anjuran untuk selalu berdzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya, bagi siapa saja, kapan saja, tidak terkecuali bagi perempuan yang sedang haid. Dzikir sangat penting bagi seorang hamba agar selalu mengingat kepada Allah SWT. Jenis dzikir sangat banyak, bisa berupa bacaan tasbih, tahmid, tahlil, istighfar dan sebagainya.

Kedua, menghadiri majlis ilmu

Perempuan yang haid diperbolehkan mendatangi majlis ilmu yang diadakan di rumah, sekolah atau tenpat yang lain selain masjid. Sebagian ulama berpendapat bahwa perempuan haid tidak diperbolahkan menetap di masjid. Akan tetapi dalam masalah ini terdapat perbedaan pendapat. Menghadiri majlis ilmu merupakan amalan yang mulia dan memiliki manfaat yang sangat besar, diantaranya mendapat ilmu baru, dapat menambah pengetahuan, dan juga termasuk dalam kategori ibadah bahkan setara dengan jihad.

تعلموا العلم فإن تعلمه لله خشية, وطلبه عبادة, ومدارسته تسبيح, والبحث عنه جهاد

“Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu karena Allah SWT adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad.” (HR Ad-Dailami)

Ketiga, bersedekah

Sedekah bisa menjadi salah satu alternatif ibadah bagi perempuan yang sedang haid untuk mengumpulkan pundi-pundi pahala. Sedekah memiliki banyak keutamaan diantaranya: Dapat menghapus dosa, terhindar dari bahaya, mendapat pahala yang berlipat ganda. Sedekah merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama, karena dengan bersedekah juga dapat meringankan beban orang-orang yang membutuhkan.

Keempat, mendengarkan Al-Qur’an Bukan hanya membaca Al-Qur’an yang dikategorikan sebagai ibadah, bahkan mendengarkan bacaan Al-Qur’an juga merupakan ibadah. Tentang pahala orang yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an dijelaskan dalam (QS Al-A’raf:204)

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah (baik-baik) dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”

Mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan baik dapat menenangkan jiwa yang gelisah, melunakkan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk. Itulah yang dimaksudkan dengan rahmat Allah SWT yang diberikan kepada orang yang mendengarkan Al-Qur’an dengan baik.

Baca juga: PCINU Sudan; Sejarah, Legalitas, dan Hal yang Perlu Diketahui Generasi Milenial

Kelima, membaca salawat

Membaca salawat kepada Nabi Muhammad SAW merupakan ibadah yang mudah, tidak membutuhkan syarat untuk bersuci. Perempuan yang sedang haid tetap diperbolehkan untuk membaca shalawat. Selawat juga memliki banyak keutamaan, dalam satu hadits disebutkan bahwa orang yang membaca selawat satu kali Allah SWT akan memberi rahmat sepuluh kali.

Perempuan yang sedang haid sama seperti perempuan lainnya, dapat tetap mengumpulkan pundi-pundi pahala dan meraih rida Allah SWT. Masih banyak kegiatan dan amalan-amalan lainnya yang bisa dikerjakan pada masa haid, misalnya membaca buku, menulis, menekuni hobi dan sebagainya. Gunakan waktu dengan sebaik-baiknya, haid bukan alasan untuk bermalas-malasan.

Penulis: Durrotun Nasihah (Muslimat NU Sudan)

Tinggalkan Balasan