PCINUSUDAN.COM – Dalam rangka Harlah NU ke-94 sekaligus Haul Masyayikh Krapyak dan Peringatan 3 hari wafatnya KH. Sholahuddin Wahid PCINU Sudan gelar Khatmil Qur’an bil Ghaib di Wisma PCINU Sudan pada Rabu (05/02).
Acara tersebut merupakan agenda besar Lembaga Pengkajian al-Qur’an Nahdlatul Ulama (LPQNU) Sudan dan juga sebagai bukti hasil dari dauroh yang dilaksanakan bulan kemarin.
Achmad Fauzi selaku ketua LPQNU Sudan mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu program LPQNU Sudan yang bertujuan untuk mewadahi para hufadz dalam mengembangkan potensi tahfidz.
Baca juga: Meraih Pahala Bagi Perempuan Saat Haid
“Alhamdulillah Para pembaca tahun ini bukan hanya dari warga NU saja, tapi juga ada mahasiswa dari Thailand,” terangnya.
Acara ini dimulai pada pukul 07.00 CAT yang dibuka langsung oleh Kiai Ahmad Faridi selaku alumni sepuh dari Pondok Pesantren Krapyak.
Acara ini dilaksanakan selama dua hari terhitung sejak tanggal 5-6 Februari 2020, adapun para hufadznya terdiri dari warga Nahdliyyin dan juga mahasiswa-mahasiswi Indonesia di Sudan serta satu orang berkewarganegaraan Thailand. Dan dihadiri pula jajalan Syuriah, jajaran Tanfidziyah dan warga NU Sudan.
Pada hari ke dua, setelah mengkhatamkan 30 juz acara tersebut dilanjutkan dengan pembacaan tahlil oleh saudara Ma’rifat dan juga pembacaan doa oleh KH. Chairul Umam selaku Katib Syuriah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan manaqib KH. Munawwir oleh Kiai M. Ahmad Faridi.
Beliau menceritakan tentang biografi KH. M. Moenawwir mulai dari lahirnya, pendidikan beliau, kisah perintisan pondok pesantren Krapyak dan juga tirakat-tirakat beliau sehingga dapat membangun pondok pesantren tahfidz, hampir semua sanad-sanad al-Qur’an di Indonesia bermuara di situ.
“KH. M. Moenawwir di usia 10 tahun saat mengaji kepada Syaikhona Kholil Bangkalan sudah dipercaya menjadi imam di pesantrennya,” terang Kiai Faridi.
Antusias untuk mengikuti majelis simaan ini juga nampak oleh warga Nahdliyyin dan mahasiswa di Sudan.
Acara Khatmil Qur’an bil Ghaib ditutup dengan pembacaan Salawat Munawwiriyah yang dipimpin oleh Hibatullah Zain dan dilanjut dengan jamuan ramah tamah.//(Lutev)
Bagikan ini:
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)