KONGKOW LESBUMI : DISKUSI FILM SEXY KILLERS

Apresiasi Film
Film Sexy Killers yang disutradarai oleh Dandi Laksono beserta krunya itu berhasil mencuri perhatian sedikitnya 22 juta masyarakat Indonesia ketika film ini ditonton dan dibedah bersama 50 warga nahdliyin Sudan pada Sabtu, 4 Mei 2019. Lesbumi yang merupakan lembaga seni dan budaya NU Sudan menjadi wadah atas terselenggaranya acara tersebut.

Baca juga: HSN 2019, PCINU Sudan Mengupas Trailer The Santri

Salah satu yang menjadi perhatian utama para penonton adalah judul film yang cukup menggugah kekepoan netizen, “sexy killers”. Diungkapkan salah satu pemantik diskusi, bahwa menurut referensi yang ia baca, mengapa judul ini dipilih adalah dikarenakan sifat batu bara yang sexy, murah, mudah, namun membunuh secara perlahan. Pemilihan judul juga merupakan prestasi tersendiri, karena dengan judul yang unik, sangat menggugah rasa penasaran netizen untuk menonton dan menjadi salah satu faktor meroketnya film ini.

Film ini merupakan masterpiece terbesar bagi Dandi Laksono dan dapur produksi Watchdoc, dimana dalam proses pengerjaan film ini diperlukan waktu yang cukup lama dan tenaga yang tidak bisa dibayangkan beratnya untuk mengumpulkan data dan juga pengambilan film itu sendiri. Melihat dari apa yang telah disaksikan bersama di sekretariat NU Sudan, film ini sangat serius dalam mengangkat isu terkait, yaitu eksploitasi batu bara secara brutal dan permainan oligarki politiknya.

Menurut warga nahdliyin Sudan, film ini perlu untuk terus dikaji bersama di berbagai belahan daerah manapun, mengingat apa yang akan bangsa kita hadapi adalah sebuah kehancuran lingkungan yang sangat merugikan dan minim perhatian dari pemerintah. Semoga apa yang telah dilakukan Dandi Laksono beserta krunya terus mendapat dukungan dan perhatian dari masyarakat Idonesia khusunya dan masyarakat Internasional pada umumnya.

Kritik Film
Dipublikasikan pada bulan April 2019 dan ditayangkan serentak di berbagai daerah di Indonesia, sekaligus bertepatan dengan bulan pemilu. Film ini menyita banyak perhatian dunia politik Indonesia, disebabkan isu-isu yang diangkat menyeret nama-nama kalangan eksekutif pejabat dan politikus Indonesia. Akan tetapi menurut salah satu peserta diskusi mengatakan, dengan pengambilan waktu tayang yang bertepatan pada bulan pemilu, pesan penting tentang lingkungan hidup terutama orang-orang serta daerah-daerah yang terkena dampak buruk penambangan batu bara dan pembangunan PLTU mejadi bias atau kurang mengena, dan kebanyakan orang lebih tertarik pada isi politik-nya daripada pesan lingkungan hidup-nya.

Dalam film Sexy Killers ini, Dandi terlihat sekali ingin mengaitkan permasalahan lingkungan dengan politik. Terlihat dari narasinya ketika mengaitkan persoalan batu bara dengan MUI, yang mana target bidiknya adalah ketua MUI, Ma’ruf Amin yang saat ini sedang menjadi calon wakil presiden.

Beberapa saham perusahan batu bara mendapat stempel halal dari MUI. Standar dan klasifikasi saham suatu perusahaan yang mendapat sertifikasi halal, tentunya sudah menjadi pertimbangan MUI dalam bermuamalah finansial, tatacara pengelolaan modal, laba dan lainnya. Mengkaitkan hal ini dengan perusakan lingkungan yang disebabkan perusahaan batu bara tentu sangat jauh dari otoritas MUI, meskipun boleh jadi terdapat kesalahan dari pihak MUI yang kurang meninjau bagaimana perusahaan ini beroperasi dalam eksploitasi batu bara.

Pesan dan Solusi
Batu bara merupakan sumber daya alam yang terbentuk selama 200 juta tahun. Tentu energi ini tidak dapat diperbarui. Peserta diskusi, Mariati Maulida mahasiswi S1 International University of Africa asal samarinda menyayangkan kegiatan eksploitasi tambang batu bara besar-besaran yang terjadi di wilayahnya itu selama beberapa dekade terakhir. Dia mengatakan pemerintah tidak tegas dalam mengeksekusi regulasi UU tentang lingkungan hidup, dimana banyak sekali bekas galian tambang yang dibiarkan begitu saja dan merugikan alam tentunya.

“Kalimantan sudah cukup menderia dengan hilangnya ribuan hektar tanah hutan yang seharusnya menajdi paru-paru Indonesia dan dunia, ditambah aktifitas penambangan yang terus menerus akan menjadi ancaman besar bagi keseimbangan ekosistem alam yang harus kita hadapi bersama” tambahnya.

Film ini hadir, sudah seharusnya menjadi bahan pelajaran kita bersama untuk lebih kritis mencari sebuah solusi dalam menentukan sumber energi yang aman, ramah lingkungan dan tentunya terbarukan. Sudah banyak daerah yang menjadi percontohan dalam memanfaatkan sumber energi yang ada seperti panel surya, bendunganbendungan, kincir angin raksasa untuk dijadikan sumber daya tenaga pembangkit listik.

Jejak-jejak penambangan seperti lubang raksasa yang tidak terurus dan sengaja ditinggalkan itu seharusnya direklamasi menjadi waduk atau danau buatan, atau diuruk dan ditanami pohon kembali untuk mengembalika hutan Kalimantan yang gundul. Tentu ini adalah salah satu solusi untuk menghilangkan dampak buruk perusakan lingkungan yang terus terjadi. Kami berharap kedepan pemerintah dapat menghentikan eksploitasi batu bara dan beralih pada energi terbarukan yang ramah lingkungan dan tidak merusak alam. //(Ma’rifat)

Tinggalkan Balasan