Keutamaan Mencari Ilmu

Keutamaan Mencari Ilmu
#ngajiposonan 4 : Sayyidina Ali VS Khawarij

وﻗﺎل اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ: أﻧﺎ ﻣﺪﻳﻨﺔ اﻟﻌﻠﻢ وﻋﻠﻲ ﺑﺎ بها.

Rasulullah shollallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku adalah kota ilmu. Sedangkan Ali adalah pintu gerbangnya kota ilmu itu.”

ﻓﻠﻤﺎ ﲰﻊ اﳋﻮارج ﻫﺬا اﳊﺪﻳﺚ ﺣﺴﺪوا ﻋﻠﻴﺎ واﺟﺘﻤﻊ ﻋﺸﺮة ﻧﻔﺮ ﻣﻦ ﻛﺒﺎرﻫﻢ ﻗﺎﻟﻮا إﻧﺎ ﻧﺴﺄل ﻣﻨﻪ ﻣﺴﺄﻟﺔ واﺣﺪة وﻧﺮى ﻛﻴﻒ ﳚﻴﺐ ﻟﻨﺎ ﻓﻠﻮ أﺟﺎب ﻛﻞ واﺣﺪ ﻣﻨﺎ ﺟﻮاﺑﺎ آﺧﺮ ﻧﻌﻠﻢ أﻧﻪ ﻋﺎﱂ ﻛﻤﺎ ﻗﺎل اﻟﻨﱯ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼم

Tatkala orang-orang Khawarij mendengar hadis ini, mereka iri hati atau dengki terhadap Sayyidina Ali. Kemudian sepuluh orang dari pemuka mereka berkumpul, dimana mereka berkata:

“Kita akan menanyai Sayyidina Ali satu pertanyaan yang sama dan kita akan tahu bagaimana ia menjawabnya. Apabila ia menjawab pertanyaan kita dengan jawaban yang berbeda-beda maka kita tahu kalau ia benar-benar orang alim seperti yang disabdakan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam!

فجاء واﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ وﻗﺎل: ﻳﺎ ﻋﻠﻲ، اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ أم اﳌﺎل؟ ﻓﺄﺟﺎب ﻋﻠﻲ ﻓﻘﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﳌﺎل . ﻓﻘﺎل: ﺑﺄي دﻟﻴﻞ؟ ﻗﺎل: اﻟﻌﻠﻢ ﻣﲑاث اﻷﻧﺒﻴﺎء، واﳌﺎل ﻣﲑاث ﻗﺎرون وﺷﺪاد وﻓﺮﻋﻮن وﻏﲑﻫﻢ . ﻓﺬﻫﺐ بهذا اﳉﻮاب

Kemudian orang pertama mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:
“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”
“Ilmu itu lebih utama daripada harta,” jawab Ali.
“Apa buktinya?” tanya orang pertama.
Ali menjelaskan, “Ilmu adalah warisan para nabi. Harta adalah warisan Qorun, Syaddad, Firaun dan lain-lainnya.”
Kemudian orang pertama kembali menemui teman-temannya dan melaporkan jawaban.

ﻓﺠﺎء اﻵﺧﺮ ﻓﺴﺄل ﻛﻤﺎ ﺳﺄل اﻷول ﻓﺄﺟﺎب ﻋﻠﻲ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ وﻗﺎل: اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﳌﺎل ﻓﻘﺎل ﺑﺄي دﻟﻴﻞ ﻓﻘﺎل اﻟﻌﻠﻢ ﳛﺮﺳﻚ واﳌﺎل ﲢﺮﺳﻪ . ﻓﺬﻫﺐ بهذا اﳉﻮاب

Kemudian orang kedua mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:
“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”
“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.
“Apa buktinya?” tanya orang kedua.
Ali menjelaskan, “Ilmu akan menjagamu sedangkan kamu adalah yang menjaga harta.”
Kemudian orang kedua kembali dengan membawa jawaban ini.

ﺟﺎء واﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ وﺳﺄل ﻛﻤﺎ ﺳﺄل اﻷول واﻟﺜﺎﱏ ﻓﺄﺟﺎب ﻋﻠﻲ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ وﻗﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﳌﺎل ﻓﻘﺎل ﺑﺄي دﻟﻴﻞ ﻓﻘﺎل ﻟﺼﺎﺣﺐ اﳌﺎل ﻋﺪو ﻛﺜﲑ وﻟﺼﺎﺣﺐ اﻟﻌﻠﻢ صديق كثير ﻓﺬﻫﺐ بهذا اﳉﻮاب

Kemudian orang ketiga mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya: “Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”
“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.
“Apa buktinya?” tanya orang ketiga.
Ali menjelaskan, “Orang yang memiliki harta akan memiliki banyak musuh sedangkan orang yang memiliki ilmu akan memiliki banyak teman.”
Kemudian orang ketiga kembali dengan jawaban ini.

وﺟﺎء آﺧﺮ ﻓﻘﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ أم اﳌﺎل ﻓﻘﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ ﻓﻘﺎل ﺑﺄي دﻟﻴﻞ ﻗﺎل إذا ﺻﺮﻓﺖ ﻣﻦ اﳌﺎل ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻨﻘﺺ وإذا ﺻﺮﻓﺖ ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻢ ﻳﺰﻳﺪ ﻓﺬﻫﺐ بهذا اﳉﻮاب

Setelah itu orang keempat mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:
“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”
“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.
“Apa buktinya?” tanya orang keempat.
Ali menjelaskan, “Ketika kamu membelanjakan harta maka harta itu akan berkurang sedangkan ketika kamu mengajarkan ilmu maka ilmu itu akan bertambah.”
Kemudian orang keempat kembali dengan jawaban ini.

وﺣﻀﺮ آﺧﺮ ﻓﺴﺄل ﻛﻤﺎ ﺳﺄﻟﻮا ﻓﻘﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ أم اﳌﺎل ﻓﻘﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﳌﺎل ﻓﻘﺎل ﺑﺄي دﻟﻴﻞ ﻗﺎل ﺻﺎﺣﺐ اﳌﺎل ﻳﺪﻋﻰ ﺑﺎﺳﻢ اﻟﺒﺨﻞ واﻟﻠﺆم وﺻﺎﺣﺐ اﻟﻌﻠﻢ ﻳﺪﻋﻰ ﺑﺎﺳﻢ اﻟﻌﻈﺎم واﻟﻜﺮام ﻓﺬﻫﺐ بهذا اﳉﻮاب

Giliran orang kelima mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:
Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”
“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.
“Apa buktinya?” tanya orang kelima.
“Orang yang memiliki harta akan dipanggil dengan sebutan si-bakhil dan si-kikir. sedangkan orang yang berilmu akan dipanggil sebagai orang yang agung dan mulia,” Ali menjawbnya. Kemudian orang kelima kembali dengan jawaban ini.

وﺣﻀﺮ آﺧﺮ وﺳﺄل ﻋﻦ ذﻟﻚ ﻓﻘﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﳌﺎل ﻓﻘﺎل ﺑﺄي دﻟﻴﻞ ﻗﺎل اﳌﺎل ﳛﻔﻆ ﻣﻦ اﻟﺴﺎرق واﻟﻌﻠﻢ ﻻﺬﳛﻔﻆ ﻣﻦ اﻟﺴﺎرق ﻓﺬﻫﺐ بهذا اﳉﻮاب

Kemudian orang keenam mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:
“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”
“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.
“Apa buktinya?” tanya orang keenam.
“Harta akan dilindungi dari pencuri sedangkan ilmu tidak akan dilindungi dari pencuri,” Ali menjawbnya.
Kemudian orang keenam kembali dengan jawaban ini.

ﺣﻀﺮ آﺧﺮ وﺳﺄل ﻋﻨﻪ ﻓﻘﺎل ﺑﺄي دﻟﻴﻞ ﻗﺎل ﺻﺎﺣﺐ اﳌﺎل ﳛﺎﺳﺐ ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ وﺻﺎﺣﺐ اﻟﻌﻠﻢ ﻳﺸﻔﻊ ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻓﺬﻫﺐ بهذا اﳉﻮاب

Kemudian orang ketujuh mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:
“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”
“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.
“Apa buktinya?” tanya orang ketujuh.
“Orang yang berharta akan dihisab di Hari Kiamat sedangkan orang yang berilmu akan disyafaati di Hari Kiamat,” Ali menjelaskan.
Kemudian orang ketujuh ini kembali dengan membawa jawaban ini.

وﺟﺎء آﺧﺮ وﻗﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ أم اﳌﺎل ﻓﻘﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﳌﺎل ﻓﻘﺎل ﺑﺄي دﻟﻴﻞ ﻗﺎل اﳌﺎل ﻳﻨﺪرس ﺑﻄﻮل اﳌﻜﺚ وﻣﺮور اﻟﺰﻣﺎن واﻟﻌﻠﻢ ﻻ ﻳﻨﺪرس وﻻ ﻳﺒﻠﻰ ﻓﺬﻫﺐ بهذا اﳉﻮاب

Kemudian orang kedelapan mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan berkata:
“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”
“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.
“Apa buktinya?” tanya orang.
“Harta akan habis termakan waktu dan zaman sedangkan ilmu tidak akan habis termakan waktu dan zaman,” Ali menjawabkan.
Kemudian ia kembali dengan membawa jawaban ini.

وﺣﻀﺮ آﺧﺮ وﺳﺄل ﻓﻘﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ أم اﳌﺎل ﻓﻘﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ ﻓﻘﺎل ﺑﺄي دﻟﻴﻞ ﻓﻘﺎل اﳌﺎل ﻳﻘﺴﻰ اﻟﻘﻠﺐ واﻟﻌﻠﻢ ﻳﻨﻮرﻟﻘﻠﺐ ﻓﺬﻫﺐ بهذا اﳉﻮاب

Lalu orang kesembilan mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:
“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”
“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.
“Apa buktinya?” tanya orang kesembilan.
“Harta dapat mengeraskan hati sedangkan ilmu dapat melunakkan dan melembutkan hati,” Ali menjelaskan.
Kemudian ia pergi dengan membawa jawaban ini.

Baca juga: Keutamaan Menghormati Orang Tua

وﺣﻀﺮ اﻵﺧﺮ ﻓﺴﺄل ﻋﻦ ذﻟﻚ ﻓﻘﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ أم اﳌﺎل ﻓﻘﺎل اﻟﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ ﻣﻦ اﳌﺎل
ﻓﻘﺎل ﺑﺄي دﻟﻴﻞ ﻗﺎل ﺻﺎﺣﺐ اﳌﺎل ﻳﺪﻋﻰ اﻟﺮﺑﻮﺑﻴﺔ ﺑﺴﺒﺐ اﳌﺎل وﻳﺪﻋﻰ ﺻﺎﺣﺐ اﻟﻌﻠﻢ
اﻟﻌﺒﻮدﻳﺔ

Akhirnya orang kesepuluh mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan bertanya:
“Hai Ali! Manakah yang lebih utama antara ilmu dan harta?”
“Ilmu adalah lebih utama daripada harta,” jawab Ali.
“Apa buktinya?” tanya orang kesepuluh.
“Orang berharta akan cenderung mengaku sebagai Tuhan karena hartanya sedangkan orang yang berilmu akan mengaku sebagai hamba.”

ﻓﻠﻮ ﺳﺄﻟﻮﱏ ﻋﻦ ﻫﺬا ﻷﺟﺒﺖ ﺟﻮاﺑﺎ آﺧﺮ ﻣﺎ دﻣﺖ ﺣﻴﺎ ﻓﺠﺎؤا وأﺳﻠﻤﻮا ﻛﻠﻬﻢ

Sayyida Ali melanjutkan;
“Andai mereka semua bertanya kepadaku dengan pertanyaan yang sama niscaya aku akan menjawabnya dengan jawaban – jawaban yang berbeda selama aku masih hidup,” kata Ali.
Akhirnya sepuluh orang Khawarij itu mendatangi Ali radhiyallahu ‘anhu dan masuk Islam.//(Ridwan)

Referensi : عصفوريه ١٠-١١ دار الكتب الإسلامية

(Admin)

Tinggalkan Balasan